Senin 06 Mar 2023 07:17 WIB

Gelar Rakernas, FPAG Hadirkan Para Tokoh

FPAG menyusun sejumlah program strategis penguatan pesantren.

Para tokoh menghadiri rakernas FPAG
Foto: Republika
Para tokoh menghadiri rakernas FPAG

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) menggelar Rakernas dan Sarasehan Pengasuh Pesantren di Universitas Darussalam Gontor, Sabtu (4/3). Dalam kegiatan yang dihadiri oleh ratusan pengasuh pesantren itu, FPAG menghadirkan sejumlah tokoh bangsa yang juga merupakan para alumni Gontor. 

Nampak hadir: Prof. Dr. KH. M. Din Syamsudin, Prof. Dr. KH. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A., M.Phil, Dr. KH. Hidayat Nur Wahid, Dr. KH. Habib Chirzin, Dr. KH. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, dan KH. Nasir Zein, Lc., M.A. 

Baca Juga

Ketum FPAG Dr. KH. Zulkifli Muhadli mengatakan dalam sambutannya bahwa rakernas dan sarasehan ini penting, karena FPAG merupakan komunitas pesantren. Berbagai sinergi dan kolaborasi antar pesantren anggota FPAG telah dilakukan khususnya dalam pengembangan SDM pesantren dan peningkatan mutu lulusan. Menurutnya, upaya ini akan terus dikembangkan.  

Sekjen FPAG KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D memaparkan belasan program yang telah dan sedang dijalankan organisasinya. Yaitu, pendataan pesantren, pendampingan proses muadalah di dalam dan luar negeri, benchmarking dengan institusi pendidikan di dalam dan luar negeri, daurah-daurah bahasa Arab di Mesir, Ummul Qura dan Madinah, serta program mengumrahkan dan menghajikan para asatidz dan pejuang di pesantren yang belum pernah sama sekali ke Tanah Suci. 

Selain itu, ada program Beasiswa Kader Pesantren (BKP), yang menurut Sekjen dalam waktu 2 tahun dari 2020-2022 ini sebanyak 260 beasiswa telah tersalurkan kepada para kader pesantren dari 150 pesantren, baik untuk jenjang S1, S2 maupun S3 di perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. 

Sekjen mengungkapkan bahwa program beasiswa ini dilakukan melalui kemitraan dengan beberapa lembaga filantropi, seperti Lazis ASFA, Lazis Tazakka, dan Al-Ihya Foundation Pesantren Al-Ihya Subang. 

Program lain adalah coaching dan inkubasi ziswaf berbasis pesantren, program digitalisasi pesantren, adovasi wakaf, dan seminar serta pelatihan-pelatihan tematik. Biasanya dilaksanakan di berbagai pesantren anggota secara bergilir. 

Prof. Din Syamsuddin mengemukakan gagasannya mengenai pentingnya pesantren menjadi pusat keunggulan yang berskala nasional dan internasional. Pesantren sebagai tempat persemaian yang strategis untuk memproduksi para pemimpin bangsa di masa depan. 

Sedangkan Prof. Hamid Fahmi Zarkasyi lebih mendorong para pengasuh pesantren untuk mengembangkan pesantrennya ke jenjang perguruan tinggi. Sebab, menurutnya, tantangan ke depan tidak cukup jika hanya mengandalkan santri lulusan pesantren saja. Maka, perlu upaya bersama untuk mentransformasikan pesantren menjadi perguruan tinggi pesantren seperti di UNIDA Gontor. 

Saat ini, ada sekitar 30an pesantren FPAG yang telah memiliki perguruan tinggi yang tergabung dalam sebuah Konsorsium Perguruan Tinggi Alumni Gontor, dari sekolah tinggi, institut dan universitas. 

Dr. Habib Chirzin menekankan pentingnya membangun dan merawat networking baik dalam konteks dalam negeri maupun luar negeri, baik secara horisontal maupun vertikal. Menurutnya, Gontor telah membekali santrinya dengan wawasan global dan memberi mereka kompetensi internasional melalui penguasaan aktif bahasa Arab dan Inggris. 

Semua jejaring itu, lanjut Habib, diorientasikan untuk mengembangkan dan memajukan santri dan pesantren serta untuk meneguhkan kiprah santri pada spektrum nasional dan internasional. 

Di sisi lain, Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi yang notabene adalah salah seorang putra dari pendiri Gontor menyampaikan rasa syukur melihat perkembangan pesantren alumni. Menurutnya, pertumbuhan dan perkembangan pesantren alumni yang demikian pesat ini membuktikan bahwa nilai-nilai pendidikan, kepemimpinan dan kejuangan yang ditanamkan oleh Gontor telah berhasil. Melalui pesantren alumni, maka nilai-nilai Gontor akan terus menyebar ke seluruh pelosok.  

Ia berpesan agar merawat ukhuwah antar pesantren alumni ini dengan baik, dan juga independensi pesantren sesuai dengan ajaran nilai-nilai kemandirian dan ukhuwah Islamiyyah yang menjadi Panca Jiwa Pondok. 

Dalam kesempatan yang sama, Kiai Noor Syahid sebagai Ketua Umum PP IKPM yang mewadahi para alumni berpesan agar pesantren alumni terus menjalin komunikasi baik dengan almamater maupun antar sesama pesantren alumni. Bahkan, komunikas dan kerjasama perlu juga dikembangkan kepada sesama santri dari pesantren FPAG. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement