Kamis 02 Mar 2023 09:30 WIB

Viral Video Pemuda Islam Sulut Keprihatinan Malaysia yang Moderat

Viralnya video ini membuat banyak orang di Malaysia khawatir.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Viral Video Pemuda Islam Sulut Keprihatinan Malaysia yang Moderat. Foto: Bendera Malaysia (ilustrasi)
Foto: Reuters
Viral Video Pemuda Islam Sulut Keprihatinan Malaysia yang Moderat. Foto: Bendera Malaysia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Video yang menampilkan pertemuan pemuda Islamis Malaysia mulai beredar di media sosial pada pertengahan Februari. Di dalamnya terlihat beberapa pria berseragam militer membawa replika pedang, tombak dan tameng.

Viralnya video ini membuat banyak orang di Malaysia khawatir tentang kemungkinan ekstremisme dan merasa gelisah. Pawai tersebut, yang merupakan bagian dari pertemuan dua hari yang diselenggarakan oleh sayap pemuda Partai Islam Malaysia (PAS) di Negara Bagian Terengganu, dikritik oleh Menteri Urusan Agama Malaysia Na'im Mokhtar pada 19 Februari.

Baca Juga

"Mengarak dengan cara seperti itu tidak perlu. Hal ini dapat mengirimkan pesan yang salah tentang Islam dan negara," kata menteri tersebut dikutip di Nikkei, Kamis (2/3/2023).

Ketua Sayap Pemuda PAS Terengganu Mohd Harun Esa, yang menyelenggarakan acara tersebut, tidak merasa menyesal dengan apa yang telah mereka lakukan. Bahkan, ia membela pawai tersebut sebagai aksi yang mirip dengan cosplay.

"Acara ini mirip dengan parade dan kompetisi 'cosplay' yang diadakan di seluruh negeri, menampilkan pahlawan super favorit dan senjata mereka," tulisnya di media sosial Facebook. Partai oposisi Islam PAS mendapat keuntungan besar dalam pemilihan umum November lalu, karena mayoritas penduduk Muslim menjadi lebih konservatif.

Sebuah survei tahun lalu, oleh jajak pendapat Merdeka Center terhadap 1.200 Muslim berusia 15 hingga 25 tahun, menunjukkan bahwa 82 persen setuju bahwa Alquran harus menggantikan konstitusi negara. Angka ini naik dari hasil 72 persen survei yang sama pada tahun 2010. Perkembangan ini seolah menjadi tambahan pemicu kekhawatiran tentang rekaman video yang viral itu.

Adapun Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution Ismail mengutuk tayangan publik yang kontroversial itu. Ia mendesak agar semua pihak menahan diri dari tindakan yang dapat mengganggu rakyat dan negara.

Saifuddin mengatakan pawai tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Hal ini juga meningkatkan suhu politik di beberapa negara bagian, yang akan segera menghadapi pemilu.

Ia juga mempertanyakan apa niat dari aksi pawai yang diunggah ke media sosial dengan musik bela diri Arab sebagai latar belakang. "Ini mengundang pertanyaan apakah pawai ini dimaksudkan untuk mengobarkan semangat perang," ucap Saifuddin.

Analis dan politisi mengatakan pawai itu terkesan menghasut ekstremisme di tengah meningkatnya ketegangan politik, saat negara itu bersiap untuk mengadakan pemilihan di enam negara bagian. Meski tanggalnya belum ditetapkan, tetapi laporan pers lokal menyatakan badan legislatif negara bagian akan dibubarkan dalam dua minggu terakhir bulan Juni.

Analis mengatakan "parade bersenjata" ini adalah tampilan lebih lanjut dari ekstremisme PAS, yang mengeksploitasi masalah ras dan agama selama pemilihan umum November. Partai ini berhasil memenangkan 49 kursi di parlemen, dengan total 222 kursi, atau jumlah terbesar oleh satu partai.

PAS secara terbuka bertujuan untuk mengubah demokrasi Malaysia menjadi negara Islam. Seorang profesor politik dan hubungan internasional di Universiti Utara Malaysia, Mohd Azizuddin Mohd Sani, menyebut mereka tampaknya berniat mengobarkan ide-ide kuat di kalangan masyarakatnya.

"Sentimen ekstrem berbahaya dalam masyarakat multiagama Malaysia. Moderasi harus dipromosikan," ujar dia.

Seorang rekan tamu di Institut ISEAS-Yusof Ishak Singapura, Mohd Faizal Musa, mengatakan pawai itu adalah ekspresi simbolis dari militansi. Hal ini bukanlah praktik budaya umum atau ritualistik.

"Kami tidak bisa menjelaskan pawai dengan replika seperti ini sebagai cosplay. Cosplay didasarkan pada anime, dan kita bisa memahami kegilaannya -- tapi ini berdasarkan apa? Apa konteksnya karena tidak didasarkan pada ritual Islam yang kredibel," ucap pria yang juga seorang peneliti di Institut Dunia dan Peradaban Melayu.

Anggota parlemen dari Terengganu Raja Kamarul Bahrin Shah telah berupaya melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Dia mengatakan aksi pawai itu provokatif, yang mana dirancang untuk mengintimidasi publik sebagai unjuk kekuatan.

Menurut Raja Kamaru, PAS menggunakan intimidasi dan ketakutan dalam politiknya. Pria ini merupakan anggota Partai Amanah, yang menjadi bagian dari pemerintahan koalisi Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

Pada bulan Januari, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) di Terengganu mengajukan petisi pengadilan, untuk membatalkan pemilihan parlemen Marang yang dimenangkan oleh Presiden PAS Hadi Awang.

Media lokal melaporkan ketua UMNO Terengganu, partai politik dalam koalisi yang berkuasa, menuduh PAS menyuap pemilih dengan mendistribusikan bantuan keuangan dari pemerintah negara bagian beberapa hari sebelum pemilu. Kasus tersebut hingga saat ini masih di pengadilan.

Beberapa ahli, termasuk Raja Kamarul, menganggap pawai itu sebagai ancaman terselubung yang menunjukkan apa yang mungkin terjadi jika PAS kalah dalam kasus tersebut.

Profesor Mohd Azizuddin Mohd Sani dari Universiti Utara Malaysia (UUM) mengatakan pawai itu tentang menjaga visibilitas dari November menjelang pemilihan negara bagian.

“PAS khawatir momentumnya bergeser ke Pemerintah Persatuan yang dipimpin Anwar Ibrahim di tingkat federal. Oleh karena itu, PAS harus keluar dengan retorika yang membuat masyarakat mendukung agenda PAS," kata dia.

Seorang rekan senior di Akademi Riset Strategis Nusantara di Selangor, Azmi Hassan, mengatakan sejak ras dan agama dipermainkan selama pemilihan umum, pawai serupa semakin menimbulkan kekhawatiran publik. Masyarakat umum khawatir, karena arak-arakan pedang itu seperti orang mau berperang.

Azmi juga menyebutkan PAS telah berubah menjadi lebih ekstrim dalam beberapa tahun terakhir. Namun, mereka menjadi semakin sukses. Pada pemilu kemarin, banyak pemilih Melayu yang dulu memilih UMNO beralih memilih PAS.

"Saya kira PAS menyadari bahwa menjadi sangat konservatif, menjadi sangat ekstrim, pada dasarnya membawa dampaik baik untuk mereka,” ujar Azmi.

PAS juga disebut mencoba menggambarkan pemerintahan Pakatan Harapan yang berkuasa tidak mampu melindungi Islam dan identitas Melayu, meskipun memiliki dua partai Melayu-Muslim dalam koalisi. Mereka adalah Partai Keadilan Rakyat pimpinan Anwar Ibrahim dan Amanah.

Azmi berharap, pawai seperti itu menjadi bumerang bagi PAS di negara bagian seperti Selangor, Penang dan Negeri Sembilan, karena seolah memperkuat pandangan bahwa partai itu ekstrem. Tetapi hal serupa kemungkinan tidak terjadi di Kedah, Terengganu dan Kelantan, yang mana posisi mereka sangat kuat.

Profesor Tajuddin Mohd Rasdi dari Universitas UCSI di Kuala Lumpur, kampus swasta terkemuka Malaysia, mengatakan pandangan konservatif di kalangan Muslim Melayu telah menjadi arus utama. Pembangunan negara telah mengangkat standar hidup dan Muslim Melayu, yang kini mencari pemenuhan spiritual yang lebih besar.

“Kebanyakan Muslim sekarang sangat konservatif, dan tidak banyak berpikir kritis. Mereka berpikir untuk melindungi Islam, dan narasi sederhana ini dimainkan untuk memenangkan suara," ucap dia. 

Sumber:

https://asia.nikkei.com/Politics/Islamist-youth-video-clip-fuels-concern-in-moderate-Malaysia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement