Rabu 01 Mar 2023 22:17 WIB

Soal Konten Kontroversial Jerome Polin dan Dua Koas FKUI, Ini Kata Kemenkes

Jerome Polin dan dua koas FKUI bikin video TikTok lucu-lucuan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Tangkapan layar dari video jejaring sosial Tiktok milik farhanfirms yang membuat video bersama Jerome Polin yang ternyata dikritik netizen.
Foto: Tangkapan Layar Tiktok farhanfirms
Tangkapan layar dari video jejaring sosial Tiktok milik farhanfirms yang membuat video bersama Jerome Polin yang ternyata dikritik netizen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi buka suara mengenai video kolaborasi influencer Jerome Polin dan dua koas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ugiadam Farhan Firmansyah dan Ekida Firmansyah. Video TikTok mereka memicu kontroversi, terutama di kalangan medis.

 

Baca Juga

Dalam videonya, Farhan, Ekida, dan Jerome berjoget mengenakan snelli (jas putih dokter) dan stetoskop. Video yang diunggah oleh akun @farhanfirm itu mencantumkan tulisan, "Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin".

"Tentunya kita dalam menggunakan media sosial mempunyai batasan, mungkin kalimat ini bagi sebagian orang tidak masalah, namun bagi sebagian orang tentu ini bisa jadi sensitif," kata Siti saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (1/3/2023).

Kalimat "Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin" identik pernyataan yang diucapkan dokter kepada pihak keluarga ketika tidak berhasil menyelamatkan nyawa pasien. Siti mengatakan, bila tujuan dari konten tersebut bukan untuk memotivasi para dokter maka langkah itu tidak bijak.

"Bila tidak ada tujuan yang jelas membuat konten seperti itu, maka ini langkah yang tidak tepat dan sensitif, seharusnya tidak dilakukan," ujarnya.

Menurut Siti, pembinaan dari institusi pendidikan mengenai cara dan etika menggunakan media sosial sangat diperlukan untuk menghindari hal-hal seperti ini. Dekan FKUI Prof Ari Fahrial Syam juga sudah menyatakan pendapatnya mengenai konten tersebut.

Menurut Prof Ari, konten tersebut bisa jadi tidak berhubungan dengan suatu kasus yang ada di rumah sakit. Akan tetapi, penggunaan kata-kata itu di video joget Tiktok tentu akan menimbulkan multiinterpretasi.

"Oleh karena itulah, kita memang harus berhati-hati. Saya selalu mengingatkan kepada teman-teman mahasiswa, dengan dokter bahwa kita harus berhati-hati dalam bermedia sosial, kalau memang ada suatu hal yang menimbulkan kontroversi maka itu bisa viral dan diketahui banyak orang dan akhirnya menjadi macam-macam dampaknya," kata Prof Ari kepada Republika.co.id.

Jerome Polin dan dua calon dokter kembar sekaligus pemengaruh yang masih menimba pendidikan di FKUI itu telah menghapus konten kontroversial itu. Mereka pun meminta maaf kepada masyarakat.

Jerome lalu menjelaskan asal mula pembuatan video TikTok tersebut. Kala itu, Jerome, Ekida, dan Farhan selesai shooting konten Youtube  lalu Jerome mengaku diajak membuat konten dance di TikTok.

Setelah selesai shooting dan pulang, Farhan mengedit dan mengunggahnya di IG reels dan Tiktok-nya. Waktu video itu di-upload, Jerome memang sempat berkomentar karena melihat gerakan mereka yang tidak kompak.

"Aku sudah melihat teks yang ada di video itu juga dan aku pikir teks itu ditujukan untuk gerakan kami di video itu, sama sekali tanpa ada niat menyinggung yang lain," ujar Jerome.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement