Selasa 28 Feb 2023 21:25 WIB

LTN PBNU: NU Didirikan untuk Tangkal Hoaks Agama

NU didirikan untuk memberikan acuan dalam beragama yang harus bermazhab.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Bendera Nahdlatul Ulama. LTN PBNU: NU Didirikan untuk Tangkal Hoaks Agama
Foto: Republika/Ahmad Fauji
Bendera Nahdlatul Ulama. LTN PBNU: NU Didirikan untuk Tangkal Hoaks Agama

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sekretaris Lembaga Ta'lif wan Nasyr (Lembaga Komunikasi, Informasi, dan Publikasi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTN PBNU) Hamzah Sahal mengatakan, Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) didirikan dengan tujuan menangkal hoaks atau berita bohong tentang agama.

Hal ini disampaikan dalam seminar bertajuk "Mengenal dan Menangkal Hoaks" yang digelar di Pesantren Madinatunnajah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (28/2/2023).

Baca Juga

"NU itu didirikan memang salah satu tujuannya menangkal hoaks agama. Bagaimana caranya? Mengikuti mazhab dalam berfikih, bertasawuf, dan berakidah," ujar Hamzah dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (28/2/2023). 

Di hadapan para santri, ia pun menjelaskan NU sendiri menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dengan empat mazhab yang mengikuti Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal.

Kemudian, Hamzah mengungkapkan pernyataan Imam Hanbal di dalam kitab hadits berjudul Musnad Ahmad. Di kitab tersebut diuraikan ada tiga hal yang tidak jelas asal-usulnya.

Pertama, senda gurau yang dilakukan secara tiba-tiba atau tidak ada permulaannya. Hal ini berbeda dengan panggung lawak atau stand up comedy yang memang disiapkan untuk membawakan materi-materi humor.

Kedua, hal yang tidak jelas asal-usulnya adalah perang. Sebagai contoh, Amerika Serikat (AS) menginvasi Irak pada awal abad 21. Pihak AS mengira di Irak ada senjata kimia dan nuklir yang bisa dikuasai.

"Setelah Irak hancur, ribuan tentara kedua negara meninggal, materi atau harta jutaan dolar habis dan Irak hancur, tiba-tiba ada penelitian tidak ada bahan nuklir dan kimia di Irak. Semua sudah hancur. Irak yang menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah hancur," kata Hamzah.

Ketiga, sesuatu yang tidak jelas asal-usulnya adalah riwayat. Hamzah kemudian menjelaskan alasan Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa riwayat menjadi salah satu hal yang tidak jelas asal-usulnya.

"Kenapa bilang begitu? Karena banyak hadits palsu. Makanya harus diverifikasi atau tabayun," ujar Hamzah.

Karena itulah NU didirikan untuk memberikan acuan dalam beragama yang harus bermazhab agar tidak terkena hoaks. Sebab godaan dari orang yang tidak bermazhab adalah memberikan tafsir sendiri terhadap Alquran.

"Godaan tanpa sanad itu memberikan tafsir sendiri terhadap Alqur'an dan hadits itu. Makanya NU memberikan satu panduan beragama yaitu bermazhab," jelas Direktur Utama NU Online ini.

Saat ini, kata Hamzah, hoaks sudah sangat mudah diidentifikasi dengan berbagai macam teknologi yang ada. Kondisi ini tentu saja berbeda dengan 5-10 tahun lalu.

"Lima sampai 10 tahun lalu, hoaks menjadi primadona. Orang bergosip itu jadi primadona," ujarnya.

Ketua LTN PBNU Ishaq Zubaedi Raqib menjelaskan seminar tentang hoaks ini merupakan salah satu program yang menjadi tugas dari lembaga informasi dan komunikasi di bawah PBNU ini. Ia menjelaskan, persoalan hoaks sudah ada sejak Alquran diturunkan. Sebab di dalam Surat Al-Hujurat ayat 6 diterangkan bahwa jika orang-orang beriman mendapat kabar fasik maka hendaknya melakukan verifikasi atau tabayun.

"Kalau usia proses penurunan Alquran itu 1444 tahun lalu, maka hoaks sudah ada sepanjang usia Alquran itu diturunkan," kata Edi, sapaan akrabnya.

Seminar-seminar tentang hoaks ini tidak hanya akan berlangsung satu kali. Tetapi akan berlanjut dari satu pesantren ke pesantren di Indonesia. "Pesantren pertama yang kita pilih untuk menerima program ini adalah Pesantren Madinatunnajah," kata Edi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement