Ahad 26 Feb 2023 07:25 WIB

Kepala WFP Sebut Kondisi Turki Pascagempa Seperti Kiamat

David Beasley menggambarkan apa yang dilihatnya di Turki sebagai apokaliptik.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Erik Purnama Putra
Personel darurat selama operasi pencarian dan penyelamatan di lokasi bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di Distrik Iskenderun Hatay, Turki, Senin (6/2/2023)
Foto: EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Personel darurat selama operasi pencarian dan penyelamatan di lokasi bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di Distrik Iskenderun Hatay, Turki, Senin (6/2/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - - Kepala Program Pangan Dunia (WFP), David Beasley mengaku, dihadapkan pada kondisi 'apokaliptik' ketika mengunjungi daerah-daerah yang dilanda gempa dahsyat di Turki selatan. Gempa bumi yang dimulai pada 6 Februari 2023 telah melanda Turki dan negara tetangga Suriah dengan membunuh lebih dari 50 ribu orang.

"Hanya ada satu cara untuk menggambarkan apa yang saya lihat hari ini: apokaliptik," kata Direktur Eksekutif badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu setelah mengunjungi kota Antakya di Provinsi Hatay, Turki pada Sabtu (25/2/2023) waktu setempat.

"Seluruh lingkungan telah diratakan, rumah hancur, sekolah dan toko tutup, nyawa tercabik-cabik. Skala kehancuran di sini benar-benar tidak dapat dipahami," ujar Beasleyy menambahkan.

Dilaporkan Reuters, pejabat itu menuturkan dalam sebuah pernyataan, situasi di pihak Suriah juga merupakan malapetaka di atas bencana. Dia merujuk pada perang saudara selama 12 tahun terakhir. Gempa memang mengguncang perbatasan yang masuk wilayah Turki dan Suriah.

Sedangkan WFP mengatakan, Beasley mengunjungi pusat logistik PBB dengan truk-truk berisi makanan dan persediaan darurat lainnya sebelum menyeberang ke barat laut Suriah. Dia menekankan urgensi untuk meningkatkan pengiriman makanan ke Suriah melalui semua rute, tanpa batasan apa pun dan menyerukan semua pihak untuk memfasilitasi akses.

Suriah Barat Laut dikendalikan oleh kelompok oposisi yang berperang dengan Presiden Bashar al-Assad dan yang memiliki populasi yang sudah bergantung pada bantuan untuk kebutuhan dasar. Area tersebut adalah wilayah negara yang paling terpukul, karena konflik berkepanjangan di Suriah.

Pengiriman bantuan yang meningkat terkait dengan pembukaan penyeberangan tambahan dari Turki ke daerah yang dikuasai pemberontak. Salah satunya, Bab al-Hawa, sudah digunakan di bawah otorisasi Dewan Keamanan PBB dan Assad telah memberikan izin luar biasa untuk membuka dua lainnya selama tiga bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement