Sabtu 25 Feb 2023 20:35 WIB

Film Horor Teman Tidur Ulas Bahaya Buruk Bullying

Penonton diharapkan mengenal lebih jauh persoalan kesehatan mental dan peundungan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Foto kru dan pemeran film horor Teman Tidur.
Foto: Dok Robagu Pictures
Foto kru dan pemeran film horor Teman Tidur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu perundungan alias bullying dan kesehatan mental saat ini menjadi sorotan penting. Robagu Pictures merilis film bergenre horor thriller berjudul Teman Tidur yang menjadikan perundungan atau bullying sebagai tema utama. 

Terlebih lagi, belum lama ini masyarakat dikagetkan dengan peristiwa penganiayaan seorang remaja secara brutal hingga mengalami koma oleh anak pejabat DJP Kemenkeu. Hal ini memperlihatkan bagaimana perisakan bisa menjadi aksi kriminal berbahaya jika dibiarkan. 

Baca Juga

Film Teman Tidur yang disutradarai Ray Nayoan ini mengambil latar belakang masa remaja dan SMA. Semua berawal dari Kelly, salah satu siswi SMA Tunas Bangsa, yang bunuh diri karena menjadi korban perundungan dari salah satu geng sekolah dan foto sensualnya tersebar ke seantero sekolah.

Cerita berlanjut dengan kehadiran sosok arwah Kelly yang terus menghantui para pelaku perundungan. Aktris Mutiara Sofya yang berperan sebagai Kelly menceritakan kesan saat menjalani proses syuting dam mendalami peran.

"Peran saya sebagai Kelly sangat relate dengan kondisi saat ini karena bully terjadi di sekolah dan di mana-mana. Kebetulan lagi, saya korban bully sejak TK hingga SMP. Jadi tahu dan ngerasain banget sedih, kecewa, dan takut sebagai korban," kata Mutiara lewat pernyataan resminya.

Gunawan, aktor senior yang berperan sebagai ayah Kelly, merasa sangat menjiwai dan total sekali berperan dalam film. "Saya merasakan perasaan kecewa sebagai orang tua yang anaknya di-bully. Soalnya anak saya adalah korban bully saat SD. Terlihat sekali perbedaannya dari awalnya periang menjadi pendiam, suka menangis dan penakut. Orang tua harus peka terhadap kondisi dan perubahan sikap anak," ujarnya.

Bukan hanya Mutiara Sofya dan Gunawan yang pernah bersinggungan dengan persoalan bullying, Kalina Ocktaranny yang juga bermain dalam film ini mengakui pernah menjadi korban perisakan saat sekolah. “Itu terjadi saat SMA. Setelah sekian lama diam, saya akhirnya bersuara dan melawan. Jika kita tidak bersikap, bully akan terus langgeng. Saya sepakat dengan Gunawan, orang tua harus peka dan harus sering ngobrol dan menjadi teman diskusi anak,” tutur Kalina. 

Produser eksekutif film, Dino Izaak, mengatakan sekolah menjadi lahan subur perundungan yang kerap diabaikan. Menurut Dino, film menjadi medium penyampaian pesan yang sangat baik dan efektif mengenai dampak buruk dari perundungan.

“Jadi, film ini bukan hanya sekadar menggambarkan masa indah remaja di sekolah yang sarat dengan romansa atau kesenangan, tapi juga bicara perundungan, kesehatan mental, dampak buruk media sosial, serta bagaimana kita harus menyikapinya,” ujar Dino. 

Produser film, Setyoro Swantomo, mengatakan rumah produksinya kali ini ingin menunjukkan karya yang berkualitas yang sangat relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Harapannya, masyarakat antusias untuk mengenal lebih jauh persoalan kesehatan mental dan perundungan yang bukan masalah sepele, terlebih lagi tema ini dibungkus dengan genre film thriller yang menarik dan cukup disukai.

Ray Nayoan sebagai sutradara mengatakan, film garapannya itu dapat memberikan pengalaman dan pelajaran penting kepada para penonton baik itu remaja maupun orang tua yang memiliki anak di sekolah. “Film Teman Tidur menghadirkan pengalaman audio visual yang baru melalui penyelaman terhadap karakter pertemanan di sekolah dan juga bagaimana gadget, media sosial bisa menjadi bahaya jika tidak digunakan dengan bijak,” jelas Ray. 

Sinema turut dibintangi Givina Lukita Dewi, Baskara Mahendra, Meriam Bellina, Rafael Tan, Khan Teux, Deanda Putri, dan Abun Sungkar. Film yang skenarionya ditulis oleh Asaf Antariksa dan Gea Rexy ini tayang bersamaan dengan hari film nasional, yakni 30 Maret 2023. Lagu tema film dinyanyikan oleh Monita Tahalea. Pencipta lagunya adalah Sri Hanuraga, yang sekaligus menjadi penata musik bersama Thoersi Argeswara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement