Selasa 21 Feb 2023 16:33 WIB

Rumah Singgah Soekarno di Padang, Baru Jadi Sorotan Setelah Dirobohkan

Oleh pemilik rumah yang baru, bangunan dirobohkan karena mau dijadikan restoran.

Rumah Singgah Soekarno di Jalan Ahmad Yani Nomor 12, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Rumah itu kini dirobohkan oleh pemiik yang baru lantaran akan dijadikan restoran. (ilustrasi)
Foto: dok. Google Earth
Rumah Singgah Soekarno di Jalan Ahmad Yani Nomor 12, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Rumah itu kini dirobohkan oleh pemiik yang baru lantaran akan dijadikan restoran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrian Fachri

Tiga pekan lalu dua alat berat diturunkan untuk merobohkan rumah di Jalan Ahmad Yani No.12 Kelurahan Padang Pasir, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Pemilik rumah tersebut meratakan rumah lama itu dengan tanah. 

Baca Juga

Pemilik rumah, Soehinto, menyebutkan ada rekanannya yang mau bekerja sama untuk mendirikan sebuah restoran di tanah yang letaknya berseberangan dengan rumah dinas Wali Kota Padang tersebut.

Soehinto mengaku langsung mengeksekusi rumah itu karena merasa tidak akan jadi masalah. Soehinto membeli rumah tersebut dari Andrea Sofiandi pada 2017 lalu. Sebelum Andrea Sofiandi, rumah tersebut dimiliki mantan Wali Kota Padang 2004-2014, Fauzi Bahar. 

Sejak membeli sampai merobohkan rumah di Jalan Ahmad Yani No 12 itu, Soehinto tidak tahu kalau rumah tersebut ternyata rumah singgah Soekarno saat zaman perjuangan kemerdekaan RI. Di mana rumah itu sudah menjadi bangunan yang masuk ke dalam cagar budaya  dengan No. inventaris 33/BCBTB/A/01/2007. Rumah cagar budaya itu pernah ditempati Bung Karno selama tiga bulan di Kota Padang pada 1942.

“Tidak ada penjelasan dari pemilik sebelumnya kalau itu rumah sudah menjadi cagar budaya. Dan saya sudah dapat izin (merobohkan) dari Pemko. Dasanya tentu ada Keterangan Rencana Kota (KRK),” kata Soehinto, Selasa (21/2/2023).

Begitu sudah diratakan dengan tanah, rumah tersebut kemudian viral. Karena pemerintah dianggap lalai menjaga aset bersejarah. Soehinto pun sementara belum melanjutkan pengerjaam restoran karena harus lebih dulu berkoordinasi dengan pemerintah.

Pantauan Republika, rumah tersebut memang sudah tidak ada lagi. Hanya tersisa puing-buing bekas bangunan. Tidak ada lagi alat berat maupun pekerja yang beraktivitas di lahan tersebut. Lahan tersebut diperkirakan seluas 800 meter persegi. Lokasinya sangat strategis. Hanya sepelemparan batu dari rumah dinas Wali Kota Padang.

“Apakah pembangunan tetap dijalankan atau tidak, kami tunggu arahan dari Pemko bagaimana sebaiknya," ujar Soehinto.

Soehinto bersama rekannya tertarik mengubah rumah di Ahmad Yani No 12 itu karena dinilai berpotensi bagus untuk dijadikan bisnis restoran. Selain untuk keuntungan usaha, restoran nanti juga dapat menyerap tenaga kerja dan tambahan untuk pendapatan asli daerah (PAD) Kota Padang.

Merespons perobohan rumah itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Yopi  Krislova, mengatakan pihaknya akan membangun ulang Rumah Singgah Soekarno tersebut.

Menurut Yopi, rumah tersebut akan kembali dibangun di lokasi yang sama. Selain itu, rumah tersebut juga akan ditambah dengan desain yang lengkap dengan cerita sejarah rumah tersebut semasa menjadi persinggahan Soekarno di masa lampau. 

"Pemerintah Daerah tentu berusaha untuk menjaga cagar budaya itu tetap ada dan melakukan revitalisasi. Setelah kita lakukan koordinasi dengan stakeholder terkait, kita juga sudah turun dan bertemu dengan pemiliknya agar bersedia kembali untuk membangunnya," kata Yopi, Jumat (17/2/2023), 

Nanti setelah dibangun ulang menurut Yopi, Pemko Padang akan menjadikan rumah tersebut sebagai sarana edukasi bagi masyarakat mengenai sejarah bangsa. 

Ketua Fraksi PDIP, Utut Adianto, meninjau rumah singgah Soekarno di Kota Padang di Jalan Ahmad Yani No.12 Kelurahan Padang Pasir itu pada Selasa (21/2/2023). Ketua Fraksi PDIP di DPR RI itu bermaksud ingin melihat dulu kondisi rumah tersebut sebelum dilaporkan ke Ketua Umum PDIP, Megawati. 

"Pertama saya lihat, kondisinya sekarang sudah rata dengan tanah. Kalau tahu begini, tentu nanti kembali ke Jakarta membicarakan dengan menteri dan kepada ketua umum (PDIP)," kata Utut. 

Utut menyebut hal ini akan didiskusikan dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.  Menurut Utut kalau nanti rumah singgah Bung Karno ini nanti dibangun lagi, harus ada insentif dari pemerintah kepada pemilik. 

Karena nanti akan menjadi destinasi wisata tambahan di Kota Padang yang dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Daerah, khususnya Pemko Padang. Menurut Utut, sebelum rumah ini diruntuhkan, rumah tersebut tidak diperhatikan. Rumah ini baru disorot begitu sudah dirobohkan beberapa waktu lalu. 

Utut menyarankan begitu sudah dibangun ulang nanti, juga harus ada insentif tambahan dari pemerintah untuk pemeliharaan.  Utut meminta DPRD Kota Padang menggali lagi cerita sejarah ketika Bung Karno berada di Kota Padang pada zaman perjuangan kemerdekaan. Menurut dia, dahulu Bung Karno singgah beberapa bulan di Padang setelah datang dari Bengkulu. 

"Beliau singgah tentu juga melakukan banyak hal. Mendidik masyarakat dan menggalang dukungan untuk perjuangan kemerdekaan," ujar Utut.

 

photo
Megawati Soekarnoputri - (Infografis Republika.co.id)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement