Selasa 21 Feb 2023 15:10 WIB

Kasus Kanker Pankreas Meningkat pada Perempuan di Bawah 55 Tahun

Tingkat kelangsungan hidup pasien kanker Pankreas disebut sangat rendah

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sebuah studi baru menemukan jumlah kasus kanker pankreas meningkat pada perempuan muda. Angka penyakit pada perempuan di bawah usia 55 tahun naik 2,4 persen lebih tinggi daripada pada pria dalam kelompok usia yang sama.
Foto: www.freepik.com
Sebuah studi baru menemukan jumlah kasus kanker pankreas meningkat pada perempuan muda. Angka penyakit pada perempuan di bawah usia 55 tahun naik 2,4 persen lebih tinggi daripada pada pria dalam kelompok usia yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan jumlah kasus kanker pankreas meningkat pada perempuan muda. Angka penyakit pada perempuan di bawah usia 55 tahun naik 2,4 persen lebih tinggi daripada pada pria dalam kelompok usia yang sama.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology itu menganalisis data yang mencakup sekitar 65 persen populasi Amerika Serikat (AS). Tepatnya, sebanyak 454.611 pasien yang didiagnosis mengidap kanker pankreas antara tahun 2001 hingga 2018.

"Ada pemisahan besar tren insiden antara perempuan dan pria berusia 15-34 tahun antara 2001-2018 dan tidak menunjukkan penurunan," ungkap para peneliti. Tingkat kematian penyakit ini cukup tinggi, dengan kans kelangsungan hidup lima tahun hanya 11 persen.

Kanker pankreas adalah jenis kanker yang dimulai di pankreas, organ yang berada di belakang perut dan berbentuk seperti ikan dengan kepala lebar, badan meruncing, dan ekor sempit runcing. Menurut American Cancer Society (ACS), kanker pankreas terjadi ketika sel-sel di pankreas mulai tumbuh di luar kendali.

Penyakit ini dapat terbentuk dari dua jenis sel pankreas: sel eksokrin (yang menghasilkan enzim yang membantu mencerna makanan) dan sel neuroendokrin (yang membuat insulin untuk membantu mengatur gula darah). Kanker pankreas di sel eksokrin lebih umum terjadi dan biasanya ditemukan pada stadium lanjut.

Sayangnya, studi hanya mencermati peningkatan, tidak secara spesifik mengeksplorasi alasan kasus kanker pankreas meningkat di kalangan perempuan muda. Namun, ada beberapa teori yang berkembang di antara pakar kesehatan.

Selain disoroti dalam penelitian ini, para dokter memang telah memperhatikan peningkatan kasus kanker pankreas pada perempuan yang lebih muda dibandingkan sebelumnya. Ahli onkologi medis di Moffitt Cancer Center, Dae Won Kim, menyebutkan beberapa faktor risiko kanker pankreas, yakni merokok, pankreatitis, obesitas, dan faktor risiko terkait genetik.

“Mungkin ada beberapa faktor yang terkait dengan temuan penelitian, termasuk peningkatan konsumsi alkohol pada perempuan, peningkatan inisiasi merokok di awal masa dewasa, dan peningkatan obesitas,” kata Kim, dikutip dari laman Prevention, Selasa (21/2/2023).

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), hampir 13 persen perempuan dewasa di AS pernah melakukan pesta minuman keras. Hampir separuh perempuan dewasa di AS minum alkohol dalam 30 hari.

CDC mencatat bahwa perbedaan biologis dalam struktur tubuh dan kimia membuat sebagian besar perempuan menyerap lebih banyak alkohol, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk proses metabolisme daripada pria. Itu membuat perempuan lebih rentan terhadap efek negatif kesehatan jangka panjang dari alkohol dibandingkan pria.

“Konsumsi alkohol dikaitkan dengan sebagian besar kanker. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa tidak ada alkohol yang aman dan pankreas sangat rentan terhadap efek alkohol,” ujar ahli onkologi bedah dan ketua divisi bedah umum di Pusat Kesehatan Providence Saint John, Anton Bilchik.

Kanker pankreas stadium awal sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, ketika gejala muncul, bisa termasuk penyakit kuning, sakit perut atau punggung, penurunan berat badan dan nafsu makan, mual dan muntah, pembekuan darah, diabetes, dan kantung empedu atau liver yang membesar.

Tidak semua kanker pankreas dapat dicegah, tetapi ada upaya pencegahan umum seperti tidak merokok, berolahraga secara teratur, mempertahankan berat badan ideal, dan tak minum alkohol. Disarankan makan makanan sehat yang mencakup buah, sayuran, dan biji-bijian, juga membatasi daging merah, minuman manis, dan makanan olahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement