Jumat 17 Feb 2023 23:30 WIB

Survei BI: Harga Properti Residensial Naik 2 Persen

Harga properti residensial di pasar primer secara tahunan terus meningkat.

Deretan rumah di kawasan Awiligar Dago Bandung, Jawa Barat, Senin (19/12/2022). Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa harga properti residensial di pasar primer secara tahunan terus meningkat hingga kuartal IV 2022.
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Deretan rumah di kawasan Awiligar Dago Bandung, Jawa Barat, Senin (19/12/2022). Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa harga properti residensial di pasar primer secara tahunan terus meningkat hingga kuartal IV 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa harga properti residensial di pasar primer secara tahunan terus meningkat hingga kuartal IV 2022. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (17/2/2023) mengatakan, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal IV 2022 tercatat meningkat sebesar 2 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan 1,94 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.

Peningkatan IHPR terutama terjadi pada rumah tipe menengah dengan kenaikan sebesar 3,22 persen (yoy) atau lebih tinggi dari 2,92 persen (yoy) pada kuartal III 2022. Lebih lanjut, harga tipe rumah kecil juga meningkat sebesar 2,08 persen (yoy) lebih tinggi dari 1,96 persen (yoy) pada kuartal III 2022.

Baca Juga

Sementara harga tipe rumah besar tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,43 persen (yoy), sedikit melambat dibandingkan kenaikan harga kuartal sebelumnya 1,48 persen (yoy).

Secara spasial, akselerasi kenaikan indeks harga tertinggi pada kuartal IV 2022 terjadi di Balikpapan, Batam, dan Palembang. Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal IV 2022 tumbuh melambat.

Penjualan properti residensial tumbuh sebesar 4,54 persen (yoy) pada kuartal IV 2022, lebih rendah dari 13,58 persen (yoy) pada kuartal III 2022.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan nonperbankan masih menjadi sumber pembiayaan utama untuk pembangunan properti residensial. Pada kuartal IV 2022, sebesar 72,51 persen dari total kebutuhan modal pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal.

Sementara itu dari sisi konsumen, fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi pilihan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa sebesar 75,03 persen dari total pembiayaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement