Rabu 15 Feb 2023 17:15 WIB

BPBD: Cuaca Ekstrem Sebabkan Belasan Kejadian Gerakan Tanah di Bantul

BPBD Bantul mengimbau masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan.

Cuaca ekstrem (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Cuaca ekstrem (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan cuaca ekstrem yang terjadi di daerah itu pada Rabu (15/2/2023) dini hari mengakibatkan belasan kejadian pergerakan tanah dan puluhan pohon tumbang.

"Pada Rabu, 15 Februari terjadi hujan dengan intensitas lebat dan angin kencang di beberapa kecamatan wilayah Bantul mengakibatkan 22 kejadian pohon tumbang dan 12 kejadian pergerakan tanah," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanto dalam keterangan tertulis di Bantul, Rabu.

Menurut dia, kejadian pohon tumbang dan gerakan tanah yang dilaporkan pada Rabu pukul 02.00 WIB tersebut tersebar di 12 kecamatan, meliputi 17 kelurahan se-Bantul.

Rinciannya, di Kecamatan Bambanglipuro satu titik, Kecamatan Bantul dua titik, Kecamatan Dlingo dua titik, Kecamatan Imogiri tiga titik, Kecamatan Kasihan dua titik, Kecamatan Pajangan empat titik, Kecamatan Pandak dua titik, Piyungan delapan titik, Pleret satu titik, Sedayu tiga titik, Sewon dua titik, Srandakan dua titik.

Sedangkan objek yang terdampak cuaca ekstrem meliputi rumah delapan titik, akses jalan 12 titik, talud dua titik, jaringan listrik delapan titik, kandang ternak dua titik, dan objek lainnya dua titik.

"Kondisi terakhir saat ini pohon tumbang sudah tertangani. Kemudian untuk beberapa wilayah terdampak gerakan tanah akan dilakukan kerja bakti oleh warga," katanya.

Menurut dia, tidak ada laporan korban jiwa akibat dampak cuaca ekstrem tersebut, namun beberapa warga terdampak di wilayah Kecamatan Piyungan membutuhkan logistik dan terpal untuk penanganan sementara.

Atas kejadian tersebut, kata dia, BPBD Bantul mengimbau masyarakat Bantul selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap dampak cuaca ekstrem, mengingat hujan lebat disertai angin kencang masih berpotensi terjadi.

"Selalu berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan, FPRB (Forum Pengurangan Resiko Bencana), lembaga terkait, dan jejaring relawan untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement