Rabu 15 Feb 2023 08:38 WIB

Dinkes Uji Laboratorium Makanan Pemicu Keracunan Massal di Kabupaten Bogor

Sekitar 85 warga keracunan usai makan di resepsi pernikahan di Desa Babakan, Tenjo.

Rep: Antara/Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah pasien yang diduga mengalami keracunan makanan (ilustrasi).
Foto: Republika/Bayu Adji
Sejumlah pasien yang diduga mengalami keracunan makanan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor melakukan upaya uji laboratorium terhadap contoh makanan yang diduga menyebabkan keracunan massal di Desa Babakan, Kecamatan Tenjo. Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina, menyebutkan, pihaknya bekerja sama dengan Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dalam memeriksa kandungan makanan tersebut.

"Kira-kira butuh waktu satu pekan. Nanti hasilnya diberitahu kepada kami. Jadi kita tunggu hasilnya. Sekarang teman-teman di puskesmas membantu penanganan dulu kepada masyarakat yang mengalami gejala," kata Mike di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/2/2023).

Dia menyampaikan, contoh makanan yang dibawa ke Jakarta berupa nasi putih, lauk ikan tongkol bumbu balado, ayam bumbu kecap, soto ayam, oseng bihun, bakso, jamur kuping, air mineral dan air dari sumur. Sebelumnya, Camat Tenjo, Yudi Utomo mencatat, sebanyak 85 warga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan di lokasi resepsi pernikahan yang berlangsung di Desa Babakan.

Yudi menjelaskan, peristiwa keracunan masal tersebut diketahui setelah ada warganya yang berobat ke Puskesmas Tenjo dengan gejala mual, pusing, muntah, dan lemas. "Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis Puskesmas Tenjo, ternyata gejala keracunan makanan," kata Yudi.

Petugas kepolisian, puskesmas, Satpol PP, dan Pemerintah Desa Babakan pun melakukan pemeriksaan ke rumah E, sang pemilik hajat. Pasalnya, warga tersebut melakukan acara resepsi pernikahan di rumahnya pada Jumat (10/2/2023).

"Hal ini dilakukan karena hampir semua keluarga pemangku hajat dan warga yang keracunan makanan mengalami gejala serupa, setelah dari acara tersebut. Mulai dari keluarga, tamu undangan, panitia, bahkan keluarga dari kota lain," jelas Yudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement