Rabu 15 Feb 2023 00:49 WIB

BI Ungkap Potensi Ekonomi Aceh yang Bisa Dikembangkan

BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Aceh melambat dibandingkan 2022.

Nelayan membongkar ikan dari perahu setelah kembali dari melaut di pasar ikan tradisional Lampulo di Banda Aceh, Indonesia, Selasa (31/1/2023). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Aceh pada 2023 antara 2,78 hingga 3,28 persen secara year-on-year (yoy).
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Nelayan membongkar ikan dari perahu setelah kembali dari melaut di pasar ikan tradisional Lampulo di Banda Aceh, Indonesia, Selasa (31/1/2023). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Aceh pada 2023 antara 2,78 hingga 3,28 persen secara year-on-year (yoy).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Aceh pada 2023 antara 2,78 hingga 3,28 persen secara year-on-year (yoy). Angka itu lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya yakni sebesar 4,21 persen.

"Kami melihat pada 2023 ini akan tumbuh moderat, artinya akan relatif mirip (dengan tahun 2022)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Selasa (15/2/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Aceh tersebut dilihat berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Aceh yang cenderung sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu paling besar dari sektor pertanian yang mencapai 30 persen.

Untuk sektor pertanian, lanjut dia, sangat berpengaruh pada kondisi cuaca, perubahan iklim, sehingga akan berdampak pada hasil produksi tanaman pertanian, seperti padi dan berbagai komoditas lainnya.

"Karena seperti awal (2023) kemarin, ada banjir yang sempat mengganggu sentra pertanian. Karena pertanian ini akan banyak faktor yang mempengaruhi seperti musim, cuaca, itu menjadi penting," ujarnya.

Rony menambahkan, angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Aceh itu belum termasuk sumber ekonomi baru yang potensial di Aceh seperti pengoperasian industri Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh Utara yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, selagi Aceh belum memiliki sumber pertumbuhan ekonomi baru, maka pertumbuhan ekonomi Aceh akan cenderung sama dengan tahun-tahun sebelumnya karena bertumpu pada sektor yang sama.

"Ini memang tantangan semuanya. Tentunya ke depan Bank Indonesia juga memperhatikan faktor terakhir beroperasi Pupuk Iskandar Muda. Kalau memang nanti bisa beroperasi penuh tentunya ini dampaknya akan meningkatkan ekonomi," ujarnya.

Potensi lain, kata dia, pertumbuhan sektor pariwisata juga bakal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Aceh. Terutama setelah dibuka penerbangan internasional dan keleluasaan ruang gerak masyarakat setelah pelonggaran Covid-19.

Aceh juga bakal menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI bersama dengan Sumatera Utara. Tentunya, kegiatan olahraga terbesar di Tanah Air ini juga bisa memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Tanah Rencong.

"Jadi penting untuk melihat potensi-potensi sumber baru pertumbuhan ekonomi lainnya. Pertama dengan adanya industri Pupuk Iskandar Muda, kedua potensi pariwisata juga menarik, apalagi sudah dibuka baru ke luar negeri. Ini menjadi potensi menambah dorongan untuk pertumbuhan ekonomi," ujar Rony.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement