Sabtu 11 Feb 2023 19:48 WIB

Generasi Muda Bisa Gunakan KUR untuk Kembangkan Pertanian

KUR telah menjadi kekuatan di sektor pertanian.

Petani menabur pupuk organik ke lahan pertaniannya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (10/2/2023). Sebagian petani di daerah tersebut memilih beralih ke pupuk organik menyusul naiknya harga dan sulitnya mendapatkan pupuk kimia.
Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Petani menabur pupuk organik ke lahan pertaniannya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (10/2/2023). Sebagian petani di daerah tersebut memilih beralih ke pupuk organik menyusul naiknya harga dan sulitnya mendapatkan pupuk kimia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong generasi muda segera mengembangkan usaha pertanian dengan inovasi sebagai bekal masa depan menuju pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

"Untuk bisa mengembangkan usaha tani, generasi milenial bisa memanfaatkan layanan kredit usaha rakyat (KUR) pertanian sebagai akses permodalan yang berbunga rendah," katanya dalam kegiatan Training of Trainer (TOT) Low Cost Precision Lampung di Lampung Selatan, Lampung, Sabtu (11/2/2023).

Baca Juga

Menurut Mentan, akses permodalan KUR memiliki bunga yang sangat rendah karena hanya tiga persen. Negara memberikan layanan tersebut untuk semua kalangan terutama kalangan anak muda yang ingin mengembangkan usaha.

"Besok, itu tidak hanya training tentang bagaimana penguasaan teknologi saja, tetapi kita harus mulai dengan keuangan. Karena itu, sesudah pelatihan harus diberi kesempatan untuk menggunakan KUR," kata dia.

Ia mengatakan bahwa dari pengalamannya selama tiga tahun, KUR telah menjadi kekuatan di sektor pertanian. Bahkan, dari tahun ke tahun, kredit yang macet itu hanya 0,3 persen.

"Sekarang, kita punya KUR sudah di atas 100 triliun. KUR itu adalah program Bapak Presiden untuk memperkuat usaha tani," kata dia.

Setelah menggunakan KUR, lanjut Mentan, para peserta pelatihan harus diberi fokus dan target. Apalagi, pemerintah sudah menyiapkan sarana dan prasarananya seperti teknologi mekanisasi dan bibit unggul.

"Di dalam pelatihan itu harus ada fokus, dan di sana harus ada target, pengolahan tanah itu harus ada persiapan bibit, ada persemaian, ada penanaman. Jadi, anak anak kita itu tidak berhenti sampai pelatihan, tapi harus sampai berhasil," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) KementanDedi Nursyamsi menambahkan pelatihan melibatkan 105 peserta berbagai lapisan. Jika ditotal dengan pelatihan di seluruh Indonesia, jumlahnya mencapai 21.533 peserta dengan metode offline di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT).

"Tujuan dari training ini adalah untuk menguatkan implementasi program utama Kementerian Pertanian yaitu digitalisasi pertanian khususnya presisi farming dan mampu mendongkrak perbaikan kualitas produk pertanian kita serta menjamin kontinuitas pertanian melalui inovasi teknologi yang relatif murah dan sederhana," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement