Selasa 07 Feb 2023 16:34 WIB

BI Ungkap Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun 2022

Realisasi investasi Jawa Barat tahun 2022 tercatat sebesar Rp 174,58 triliun.

Bank Indonesia (BI) menilai faktor penyebab pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat, yang mencapai 5,45 persen year on year (yoy) pada 2022 yaitu kemampuan dalam menjaga kinerja investasi.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Bank Indonesia (BI) menilai faktor penyebab pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat, yang mencapai 5,45 persen year on year (yoy) pada 2022 yaitu kemampuan dalam menjaga kinerja investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bank Indonesia (BI) menilai faktor penyebab pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat, yang mencapai 5,45 persen year on year (yoy) pada 2022 yaitu kemampuan dalam menjaga kinerja investasi. Realisasi investasi Jawa Barat tahun 2022 tercatat sebesar Rp 174,58 triliun.

"Pencapaian realisasi investasi ini telah mencapai 103,14 persen atau melebihi target nasional yang tercatat sebesar Rp 169,27 triliun, ini di luar dugaan," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramonoketika dihubungi di Bandung, Jabar, Selasa (7/2/2023).

Baca Juga

Menurut Bambang, pihaknya mencatat di bawah kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil M Jawa Barat, Provinsi Jawa Barat mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang moncer. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekonomi Jawa Barat tahun 2022 mengalami perbaikan dan pertumbuhan signifikan dibandingkan tahun 2021.Di saat situasi geopolitik yang mengganggu perekonomian global juga adanya kenaikan harga BBM, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jawa Barat tahun 2022 tumbuh signifikan mencapai 5,45 persen yoy, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar 3,74 persen.

Perekonomian Jawa Barat sempat terperosok pada angka LPE minus 2,52 persen pada 2021 lalu karena pandemi Covid-19, namun mulai bangkit seiring terkendalinya kasus Covid-19. Bahkan LPE 2022 nyaris mendekati LPE Jawa Barat di masa awal kepemimpinan Ridwan Kamil 2018 lalu di angka 5,65 persen dan melampaui LPE 2019 di angka 5,02 persen.

BPS melansir hal ini dicapai seiring dengan perbaikan penanganan pandemi, dibukanya penyelenggaraan haji, ketentuan mudik lebaran, pembelajaran tatap muka dan tempat wisata sehingga mobilitas masyarakat berangsur normal.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh terjaganya ekspor dan realisasi investasi di tengah ketidakpastian global. Menurut Bambang, angka 5,45 persen ini merupakan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Pulau Jawa.

"Bahkan lebih tinggi dari perekonomian nasional yang tumbuh 5,31 persen (year on year)," ujar dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement