Selasa 07 Feb 2023 14:06 WIB

Kim Jong-un Perkuat dan Perluas Latihan Militer Korut

Kim memimpin pertemuan komisi militer pusat dari Partai Buruh yang berkuasa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tengah, menghadiri upacara pemberian sistem peluncuran roket multipel super besar 600mm di taman markas besar Partai Buruh Korea di Pyongyang, Korea Utara, Sabtu, 31 Desember 2022.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tengah, menghadiri upacara pemberian sistem peluncuran roket multipel super besar 600mm di taman markas besar Partai Buruh Korea di Pyongyang, Korea Utara, Sabtu, 31 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un berjanji untuk memperluas latihan militer dan memperkuat posisi kesiapan perang negara itu. Penegasan ini menjelang parade dalam peringatan militer.

Kim memimpin pertemuan komisi militer pusat dari Partai Buruh yang berkuasa pada Senin (6/2/2023). Dalam pertemuan itu, para pejabat Korut membahas tugas-tugas militer dan politik utama untuk tahun ini.

Baca Juga

"Masalah jangka panjang mengenai orientasi pembangunan militer," kata kantor berita pemerintah Korut KCNA pada Selasa (7/2/2023).

"Dipelajari dan didiskusikan di sana ... masalah terus memperluas dan mengintensifkan operasi dan latihan tempur KPA untuk mengatasi situasi yang ada dan lebih ketat menyempurnakan kesiapan perang," ujar laporan KCNA mengacu pada Tentara Rakyat Korea.

Pertemuan itu dilakukan saat Pyongyang secara luas diperkirakan akan menggelar parade militer untuk menandai peringatan berdirinya angkatan bersenjata pada Rabu (8/2/2023). Citra satelit komersial menunjukkan pasukan Korut berlatih dalam formasi di Pyongyang dan Korea Selatan (Korsel) juga mengonfirmasi sedang memantau peningkatan kegiatan terkait.

Pertemuan militer itu juga menyusul keberatan Korut atas latihan oleh Amerika Serikat dan sekutunya pekan lalu. Pyongyang mengatakan, mereka telah mencapai garis merah ekstrem dan mengancam akan mengubah semenanjung menjadi persenjataan perang besar dan zona perang yang lebih kritis.

Dalam pernyataan itu, Kementerian Luar Negeri Korut mengutuk kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Korsel. Pyongyang mengaku tidak tertarik untuk berdialog selama Washington mengejar kebijakan yang bermusuhan.

Austin dan sekutunya mengatakan sebelumnya, akan memperluas latihan militer dan mengerahkan lebih banyak aset strategis. Mereka siap mengerahkan kapal induk dan pembom jarak jauh untuk melawan pengembangan senjata Korut dan mencegah perang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement