Selasa 07 Feb 2023 07:01 WIB

Ekonomi Tumbuh 5,31 Persen, Airlangga: Tertinggi Sepanjang Pemerintahan Jokowi

Kontributor pertumbuhan ekonomi 2022 ditopang oleh konsumsi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi secara virtual, Senin (2/6/2023).
Foto: DOK Tangkapan Layar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi secara virtual, Senin (2/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik telah merilis ekonomi sepanjang 2022 mampu tumbuh sebesar 5,31 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, angka itu lebih tinggi dari pertumbuhan rata-rata sebelum Covid-19 yang sekitar lima persen.

"Pertumbuhan tertinggi sejak masa pemerintahan presiden bapak Jokowi," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Senin (6/2/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan, penanganan pandemi Covid-19 ditambah pemulihan ekonomi nasional yang semakin baik menjadi kunci keberhasilan pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi itu. Dari sisi permintaan, lanjutnya, mayoritas komponen pengeluaran pada kuartal IV juga tumbuh kuat.

Kinerja ekspor tumbuh double digit sebesar 14,93 persen, didukung tingginya harga komoditas. Kinerja impor pun tumbuh 6,25 persen. Kebanyakan impor barang modal maupun bahan baku. Airlangga mengatakan, kontributor pertumbuhan ekonomi 2022 ditopang oleh konsumsi.

"Konsumsi tumbuh 48 persen investasi tumbuh 3,33 persen, dan konsumsi rumah tangga tumbuh 5,7 persen," ujarnya.

Dari segi pasokan dan berbagai lapangan usaha di banyak sektor pada Kuartal IV tumbuh positif, sektor transportasi pergudangan tumbuh sebesar 16,99 persen. Diikuti oleh makanan minuman dan yang tumbuh akomodasi 13,8 persen.

“ini diakibatkan mobilitas masyarakat meningkat, lalu peningkatan kunjungan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Di Bali menunjukkan sektor pariwisata mulai meningkat," kata dia.

Airlangga melanjutkan, sektor industri pengolahan yang tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 5,64 persen. Ia menambahkan, beberapa indikator menunjukkan perbaikan, maka bisa menjadi modal dan penopang ekonomi tahun ini.

Meski begitu, dirinya menegaskan, pemerintah akan terus waspada dan mengantisipasi perlambatan ekonomi global.

"Harga komoditas ke depan relatif bisa melandai," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement