Senin 06 Feb 2023 23:13 WIB

Menko Airlangga Sebut Tahun Politik Bakal Jadi Vitamin Baru bagi Pemulihan Ekonomi

Berbagai belanja politik dapat mendorong daya beli masyarakat.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menilai, tahun politik akan menjadi vitamin baru bagi pemulihan ekonomi nasional. (ilustrasi).
Foto: Dok Republika
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menilai, tahun politik akan menjadi vitamin baru bagi pemulihan ekonomi nasional. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menilai, tahun politik akan menjadi vitamin baru bagi pemulihan ekonomi nasional. Itu karena, berbagai belanja politik dapat mendorong daya beli masyarakat.

"Kita lepas dari ketergantungan tekanan-tekanan. Belanja politik akan mendorong masyarakat dan engine ini bergerak," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (6/2/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan, Indonesia bukan pertama kalinya menghadapi pemilu. Pascareformasi sudah hampir lima kali pesta demokrasi dilaksanakan dan selalu berjalan baik.

Fundamental perekonomian Indonesia, kata dia, kini sudah cukup kuat. Maka bisa mengatasi segala tekanan ekonomi yang ada.

"Karena berjalan demokratis. Tidak pernah ada hal yang luar biasa pascareformasi," tegas dia.

Menurutnya, situasi dan kondisi politik Indonesia yang stabil juga turut menjaga fundamental perekonomian Indonesia yang mampu menangani tekanan perekonomian global sekaligus mampu mengatasi pandemi Covid-19. Ia membandingkan dengan beberapa negara lain yang situasi politiknya tidak stabil.

Berbagai negara tersebut mengalami kerusuhan, kekurangan pangan dan energi, hingga menjadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF). Dengan begitu, meski hadapi tahun politik, Airlangga tetap yakin, pemulihan ekonomi serta laju investasi Indonesia tahun ini akan tumbuh sesuai target.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada 2023. Sedangkan target realisasi investasinya mencapai Rp 1.400 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement