Senin 06 Feb 2023 14:27 WIB

Ukraina Klaim Sudah Jadi Anggota NATO de Facto

Ukraina telah mendaftarkan dirinya untuk menjadi anggota NATO tahun lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel, 7 Februari 2022. Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengklaim, secara de facto negaranya telah menjadi anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel, 7 Februari 2022. Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengklaim, secara de facto negaranya telah menjadi anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengklaim, secara de facto negaranya telah menjadi anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pernyataannya terkait dengan aliran bantuan persenjataan yang sudah diperoleh Ukraina dari Barat.

“Saya benar-benar berani mengklaim bahwa kami telah menjadi negara NATO de facto. Kami hanya memiliki bagian de jure yang tersisa,” kata Reznikov, Ahad (5/2/2023).

Baca Juga

Ukraina diketahui telah mendaftarkan dirinya untuk menjadi anggota NATO tahun lalu. Langkah itu diambil tak lama setelah Rusia melancarkan serangannya ke negara tersebut. 

Terkait pertempuran yang hampir memasuki tahun pertama, Reznikov mengatakan, dia yakin Barat pada akhirnya akan menyetujui permintaan jet tempur negaranya.

Dia mengungkapkan, Ukraina telah menerima semua daftar keinginan atau kebutuhannya, kecuali pesawat tempur. “Akan ada pesawat juga. Pertanyaannya adalah jenis apa sebenarnya. Pertimbangkan bahwa misi sudah selesai,” kata Reznikov saat mengomentari tentang sekutu Barat akan menyetujui permintaan bantuan senjata terbaru Ukraina.

Dia mengungkapkan, jet tempur sangat penting untuk menantang superioritas udara Rusia dan memastikan keberhasilan dalam menghadapi serangan Moskow yang diprediksi dapat dimulai sekitar peringatan satu tahun perang, yakni pada 24 Februari mendatang. “Tidak semua senjata Barat akan tiba pada saat itu. Tapi kami memiliki sumber daya dan cadangan untuk membantu menstabilkan serta mempertahankan ofensif,” ujar Reznikov.

Sejak perang di Ukraina pecah pada Februari tahun lalu, para pemimpin Barat telah menolak beberapa permintaan bantuan Kiev seperti rudal jarak jauh dan tank tempur. Namun belakangan, Barat akhirnya menyetujui pengiriman bantuan tersebut. Saat ini tank Leopard buatan Jerman tengah dikirim ke Ukraina.

Reznikov mengungkapkan, pasukan negaranya akan memulai latihan pengoperasian Leopard pada Senin (6/2/2023). Sejauh ini, Kanada, Polandia, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan akan memberikan bantuan tank kepada Ukraina.

Saat ini negara-negara Baltik dan Polandia telah menyatakan dukungan agar Ukraina memperoleh bantuan jet tempur. Namun beberapa pemimpin Barat khawatir, pengiriman jet tempur ke Ukraina akan menyeret negara mereka lebih jauh ke dalam konflik.

Rusia telah memperingatkan bahwa suplai persenjataan Barat ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik. Moskow pun menyatakan bahwa persenjataan Barat di Ukraina merupakan target yang sah. Saat ini pertempuran sengit masih berlangsung di wilayah timur Ukraina. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement