Sabtu 04 Feb 2023 14:31 WIB

Zelenskyy Berjanji Pertahankan Bakhmut

Zelenskyy mengatakan tidak ada yang akan menyerahkan Bakhmut

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan negaranya akan terus melawan
Foto: MAXAR TECHNOLOGIES
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan negaranya akan terus melawan "sepanjang yang kami bisa" untuk mempertahankan Kota Bakhmut.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan negaranya akan terus melawan "sepanjang yang kami bisa" untuk mempertahankan Kota Bakhmut. Hal ini ia sampaikan di hadapan pemimpin Uni Eropa dalam pertemuan yang membahas sanksi tambahan ke Rusia dan prospek bergabungnya Kiev dengan Uni Eropa.

Sementara itu Amerika Serikat (AS) mengatakan akan mengirimkan bantuan militer tambahan senilai lebih dari 2,175 miliar dolar AS. Termasuk roket baru yang menggandakan jangkauan Kiev saat ini hingga dapat mencapai wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.

Baca Juga

Kepala komisi eksekutif Uni Eropa dan ketua dewan 27 negara anggota Uni Eropa berada di Kiev sebagai bentuk dukungan pada Ukraina menjelang satu tahun invasi Rusia ke negara tetangganya pada 24 Februari.

Ketika para pemimpin Uni Eropa dan pemerintah Zelenskyy membahas berbagai isu, suara sirine serangan udara terdengar di Kiev dan seluruh Ukraina. Beberapa bulan terakhir suara tersebut semakin sering terdengar karena gelombang serangan rudal Rusia ke infrastruktur energi Ukraina yang jauh dari medan perang di timur dan selatan negara itu.

Namun tidak ada laporan serangan udara pada hari itu. Dalam konferensi pers bersama para pemimpin Uni Eropa, Zelenskyy mengatakan sanksi Eropa harus bertujuan untuk memastikan Rusia tidak dapat membangun ulang kemampuan militernya.  

Ia juga menyampaikan pesan menantang dari Bakhmut, titik perlawanan Ukraina pada invasi Rusia. Di mana Moskow berusaha untuk mendapatkan momentum lagi dalam invasinya.

"Tidak ada yang akan menyerahkan Bakhmut, kami akan bertempur sepanjang yang kami bisa, kami menganggap Bakhmut benteng kami," katanya, Jumat (3/2/2023).

Moskow mengatakan pasukan Rusia mengepung kota yang sebelum perang dihuni sekitar 75 ribu orang, dari berbagai arah. Rusia mengatakan berusaha merebut sebuah jalan yang merupakan rute penting bagi pasokan pasukan Ukraina.

"Bila (pasokan) senjata dipercepat, terutama senjata jarak jauh, kami tidak hanya tidak meninggalkan Bakhmut tapi kami juga akan mulai menyingkirkan penjajah dari Donbas (di timur Ukraina) yang diduduki sejak 2014," kata Zelenskyy.

AS mengumumkan bantuan militernya yang terdiri dari roket yang dikenal Bom Peluncur Darat Diameter Kecil (GLSDB) yang memiliki jangkauan hingga 151 kilometer. Senjata itu dapat menjangkau jalur pasokan Rusia di wilayah timur Ukraina serta semenanjung Crimea yang juga Rusia didudik sejak 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement