Jumat 03 Feb 2023 13:56 WIB

Merebak di Seluruh Kecamatan, LSD di Sragen Capai 821 Kasus

Adapun kasus LSD terbanyak menyerang di empat kecamatan.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Veteriner menyuntikkan vaksin Lumpy Skin Desease (LSD) pada ternak sapi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Veteriner menyuntikkan vaksin Lumpy Skin Desease (LSD) pada ternak sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Penyakit akibat virus Lumpy Skin Disease (LSD) menyebar merata di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Hingga saat ini, LSD tercatat sudah mencapai 821 kasus.

Dari data Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPP) setempat, kasus LSD terbanyak menyerang di empat kecamatan. Di antaranya, Sukodono 129 kasus, Miri 112, Mondokan 106, dan Sumberlawang 106.

Kepala DKPP Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari mengatakan per Jumat (3/2/2023), LSD sudah menjangkiti 821 ekor ternak. Pihaknya terus melakukan sosialisasi di semua kecamatan.

"Kita terus sosialisasi tapi fokusnya di empat eks kawedanan, pertama Selasa di Gemolong, tadi pagi di Gedung Kartini eks Kawedanan Sragen, dan kita lanjutkan di eks Kawedanan Gesi difokuskan Kecamatan Tangen, dan nanti di eks Kawedanan Gondang di Sambungmacan," kata Eka ketika dihubungi, Jumat (3/2/2023).

Terkait penanganannya, Eka menjelaskan dinas telah melakukan vaksinasi pada ternak atau sapi yang sehat dengan total 4.102 dosis. Sedangkan untuk sapi yang sakit akan dilakukan pengobatan.

"Vaksinasi baru mendapatkan sekitar 4.000 dosis, sementara untuk sapi yang sakit kita lakukan pengobatan. Dari seluruh populasi 70 ribu sapi, yang terinfeksi (LSD) 1,1 persen dan yang sudah tervaksin 4.000 sekitar lima persen. Karena vaksin sudah kita lakukan semua kita ajukan pengajuan vaksinasi ke kementerian setidaknya setengah dari jumlah populasi sapi yang ada," ujarnya.

Selain itu, Eka mengatakan pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya peternak terkait pencegahan LSD. "Selain vaksin, pencegahan yang terpenting juga melaksanakan kesejahteraan hewannya dengan membersihkan kandang setiap hari, memberikan gizi pakan ternak dan mengamati kesehatan hewannya," kata dia.

Kendati LSD terus merebak, Eka menyebut belum ada wacana untuk menutup pasar. Namun, ia mengatakan pihaknya terus mengawasi lalu lintas ternak yang ada di setiap pasar hewan yang ada di Sragen.

"Lalu lintas ternak tetap kita perketat yang masuk di pasar hewan harus diamati benar-benar. Sapi yang terindikasi sakit ndak boleh ke pasar," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement