Rabu 01 Feb 2023 15:14 WIB

Gelar Pelatihan Pengamanan Stadion, Kapolri Berharap Tragedi Kanjuruhan tak Terulang

Diharapkan dengan pelatihan penanganan pengamanan pertandingan sesuai standar

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gita Amanda
Kursus Manajemen Pengamanan Stadion Dengan Mendatangkan Tim Pengajar Conventry University Inggris di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Foto: Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Kursus Manajemen Pengamanan Stadion Dengan Mendatangkan Tim Pengajar Conventry University Inggris di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian RI menunjukkan komitmen untuk turut serta dalam transformasi sepak bola Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan. Komitmen itu ditunjukkan oleh Polri dengan menggelar pelatihan pengamanan di stadion selama sembilan hari yang melibatkan pengajar dari Conventry University, Inggris. Pelatihan tersebut telah berakhir dan ditutup di Mabes Polri, Jakarta pada Rabu (1/2/2023).

Pelatihan berlangsung sejak 25 Januari hingga 3 Februari 2023 di Hotel Century Park, Jakarta. Sebanyak 66 orang ikut serta dalam pelatihan tersebut, yang tersebar mulai dari jajaran anggota Polri, kementerian dan beberapa pihak lain. Perwakilan lembaga/kementerian sebanyak 10 orang, terdiri dari Kemenpora dua orang, Kemen PUPR dua orang, Kemenkes dua orang, dari PSSI dua orang, dan dari PT Liga Indonesia Baru sebanyak dua orang.

Baca Juga

"Jadi sebagaimana komitmen Polri bahwa Polri akan terus melaksanakan peningkatan kualitas dari pengamanan, khususnya terkait dengan penyelenggaraan kompetisi besar khususnya sepakbola," kata Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Rabu (1/2/2023).

"Kita harus melakukan perbaikan sesuai arahan dari Bapak Presiden untuk melaksanakan transformasi untuk menyelenggarakan olahraga yang lebih baik dari sisi penyelenggaraan dari sisi keamanan, manajemen pengaturan suporter penonton, sehingga semua bisa terselenggara dengan baik dan semuanya baik penonton penyelenggara pemain semuanya betul-betul bisa diamankan," jelasnya.

Kursus sendiri dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas A untuk trainer yang diikuti oleh 32 orang, dan kelas B untuk operator pelaksana yang melibatkan 34 orang. Mereka mendapatkan pengajaran dari lima pengajar dari Coventry University. Pengajaran yang dilakukan Coventry University ini melibatkan banyak aspek. Selain diskusi dan perbandingan kelengkapan fasilitas pengamanan stadion di Indonesia dan luar negeri, diadakan juga simulasi secara langsung di stadion.

"Diharapkan secara bertahap di semua wilayah memiliki standar yang sama, sehingga kita bisa menyelenggarakan kompetisi khususnya di bidang keamanan sepak bola dengan lebih baik sesuai dengan standar FIFA," lanjut Listyo.

Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengatakan nantinya hasil pelatihan ini akan masuk ke dalam regulasi kompetisi. Dia pun berterima kasih kepada Polri yang telah mengadakan kursus ini. "Ya tentu (akan masuk regulasi kompetisi), kan tadi ada dari LIB dan PSSI. Kita berharap penanganan keamanan dalam sebuah pertandingan memang sudah harus standar seperti apa yang diharapkan kepolisian," ujar Yunus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement