Selasa 31 Jan 2023 17:54 WIB

PGN akan Konversi Motor BBM Jadi Motor Gas

Konversi dapat mendukung penurunan karbon lebih cepat dengan biaya yang terjangkau.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengoptimalkan penggunaan gas sebagai bahan bakar kendaraan, (ilustrasi)
Foto: PGN
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengoptimalkan penggunaan gas sebagai bahan bakar kendaraan, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina akan melaksanakan pilot project konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke CNG pada sektor transportasi mulai dari truk samapai sepeda motor. Hal ini sebagai alternatif energi yang lebih murah dan bersih.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, dengan adanya program konversi BBM ke CNG ini maka kendaraan yang sudah beroperasi bisa menerapkannya, hal ini dapat mendukung penurunan karbon lebih cepat dengan biaya yang terjangkau.

Baca Juga

"Tidak perlu beli kendaraan baru cukup dikonversi saja dengan biaya yang lebih rendah," kata Nicke di Komisi VI, Selasa (31/1/2023).

Direktur Utama PGN Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto menjelaskan, dalam menjalankan program konversi BBM ke CNG Subholding Gas Pertamina menyasar pada tiga jenis kendaraan, yang pertama adalah truk tangki pembawa BBM yang dioperasikan Subholding Commercial and Trading.

"Sesuai amanah persero Pertamina, kami bersama dengan subholding lain berupaya untuk memberikan alternatif energi lain yang lebih murah, lebih bersih dan sustain," kata Haryo.

Sebagi langkah awal Konversi BBM ke CNG akan diterapkan pada truk tangki BB ukuran 26 dan 32 di wilayah Jawa dan Bali sebanyak 112 unit dan dilanjutkan hingga pada 2025 hingga total sebanyak 700 truk tangki. Dari program ini akan mendapat penghematan sekitar Rp 260 juta per kendaraan per tahunnya dan menghemat pengurangan emisi karbon sebesar 17.355 ton CO2 emisi.

"Kita akan launching di awal maret ini di 2023 khusus untuk yang mobil truk ukuran 26 dan 32 dulu yang kita konversi baru nanti disusul yang lebih kecil," ujarnya.

Haryo melanjutkan, program konversi BBM ke CNG berikutnya akan menyasar sepeda motor pengemudi ojek online, program ini akan menjadi solusi penghematan untuk pengendara sepeda motor. Sebab harga CNG sebesar Rp 4.500 liter setara Pertalite jauh lebih murah dibanding Pertalite sebesar Rp 10 ribu per liter.

"Kami banyak dapat masukan keluhan dari khususnya ojol dan yang lain-lain tentang harga BBM yang naik sekarang. Jadi PGN bukan menggantikan tapi memberikan alternatif energi. Artinya Pertamina akan memberikan alternatif energi kepada masyarakat yang lebih murah yang lebih bersih," katanya.

Dari penggunaan CNG pada sepeda motor akan menghemat Rp 5 juta per tahun dengan asumsi konsumsi BBM sebanyak 2,5 liter per hari. Program ini bisa mengurangi beban subsidi setara dengan Rp 228 miliar per tahun dan ketergantungan impor BBM 91 ribu KL untuk 100 ribu sepeda motor

PGN pun menargetkan dalam 5 tahun ada 100 ribu unit sepeda motor yang telah dikonversi, rencananya pilot project akan dimulai Maret 2023 di wilayah Jakarta dan Jawa Tengah.

"Semua sepeda motor bisa dipakai, sehingga masyarakat tidak perlu membeli sepeda motor lagi," tuturnya.

Berikutnya adalah pilot project pada mobil pribadi, ini dipicu oleh konversi BBM ke CNG pada truk tangki Pertamina. Pilot project akan dilakukan pada 1 April 2023. Efisiensi yang bisa diterima masyarakat 30 juta per mobil dengan rata-rata pemakaian 15 liter per hari.

"Kenapa dulu sudah dilakukan kok mandek, khususnya untuk saat ini karena disparitas Pertalite Pertamax cukup tinggi dengan CNG, ini menjadi salah satu alternatif energi," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement