Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image siti suryani

Pembakaran Alqur'an Terus Berulang Bentuk Islamofobia Radikal

Agama | Tuesday, 31 Jan 2023, 03:43 WIB

Pembakaran Alqur'an Terus Berulang Bentuk Islamofobia Radikal

Alqur'an kitab suci Umat Islam, kitab yang diturunkan oleh sang Al Kholik, Alloh SWT kepada manusia mulia Nabi Muhammad SAW. Al-Qur'an pedoman dan petunjuk bagi umat Islam, dalam menjalani samudra kehidupan, petunjuk bagi orang - orang yang beriman. Alqur'an tidak ada keraguan daripadanya tentang apa - apa yang disampaikan, sebagai pemberi peringatan dan kabar gembira.

Alquran kalamullah atau perkataan Alloh, yang berisi perintah dan larangan, serta kisah nabi, untuk dijadikan aturan hidup manusia. Alqur'an adalah aturan hidup, membacanya adalah sebuah ibadah sunah dan menerapkannya dalam kehidupan adalah sebagai sebuah kewajiban, tanpa boleh memilah dan memilih dalam pengamalanya.

Bagi muslim mencintai Alloh dan RosulNya adalah diatas segalanya, dan itu harus dibuktikan. Baik dalam bentuk ketaatan terhadap segala perintah maupun menjauhi laranganya. Terlebih di akhir zaman ini, Islam hanya dijadikan ritual semata dan Alqur'an hanya dilombakan keindahan bacaanya. Pelecehan terhadap Islam seringkali terkadi tanpa ada tindakan nyata untuk membuat pelaku jera. Begitu juga pelecehan terhadap Alqur'an seringkali terjadi, baik dengan membakar atau merobeknya.

Dilansir REPUBLIKA.co, aksi Bela Al-Quran di kawasan Tugu Kujang, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/1/2023). Pada aksi tersebut peserta melakukan pengecaman terhadap aksi bakar Alqur'an yang dilakukan politikua Swedia dan politikus sayap kanan dari Belanda. Peserta aksi mengancam akan melakukan pemboikotan terhadap produk Swedia serta meminta pemerintah intuk mengusir Duta Besar Swedia dan meminta untuk menghapuskan segala bentuk Islamophobia.

Penghinaan dan pelecehan Alqur'an bukan hal pertama kali dilakukan oleh orang yang benci terhadap Islam. Tidak adanya pelindung yang menjadi perisai bagi kaum muslim, menjadikan Islam dan kaum muslim dianggap remeh yang pantas untuk dilecehkan. Keberadaan pemimpin di negeri muslim pun tidak mampu menghentikan aksi biadab tersebut, kecuali hanya kecaman tanpa tindakan nyata.

Runtuhnya muruah para pemimpin muslim yang memang sejalan dengan kian lemahnya muruah umat Islam akibat menerima akidah sekularisme sebagai dasar kehidupan. Bangsa Turki yang pernah dimuliakan dengan Islam, bahkan berabad-abad lamanya mewarisi kepemimpinan umat Islam dunia, kini justru berubah menjadi entitas tanpa identitas. Pemimpinnya tanpa rasa malu terus-menerus mengemis mengharap pengakuan dari bangsa-bangsa yang sepanjang sejarahnya terus memusuhi Islam dan umatnya.

Begitupun dengan pemimpin-pemimpin negara muslim lainnya. Tidak ada satu pun negara muslim yang bisa diharapkan dengan kekuatan yang dimiliki bisa menjadi pembela sejati bagi Islam dan umat Islam di dunia. Semua tenggelam dalam mimpi dan ambisi untuk tetap mempertahankan kedudukan dan posisi sebagai pengikut setia dan kesayangan negara-negara besar. Tidak heran jika begitu banyak persoalan dan problematika umat yang tidak bisa diselesaikan untuk dicari solusi dan jalan keluarnya, padahal, jumlah mereka lebih dari 1,5 miliar dan potensi mereka luar biasa jika dikumpulkan pasti akan menjadi satu kekuatan besar dan menakutkan.

Gambaran nyata umat Islam di dunia saat ini benar-benar begitu buram. Kaum muslim Palestina, India, Uighur Rohingya, dan lainnya masih harus terus bersabar menghadapi kekejaman para penguasa dimana mereka tinggal. Di bagian negeri lainnya, umat Islam yang sejatinya kaya raya akan sumber daya alam, harus bertahan dengan kemiskinan ekstrem akibat konflik yang terus sengaja dipelihara atas campur tangan negara-negara adidaya, demi melanggengkan penjajahan mereka di negeri kaum muslim.

Peristiwa penistaan terus berulang khususnya yang menyasar kitab suci umat Islam. Ini sudah menandakan bahwa adanya kebencian kepada Islam dan kaum muslim secara nyata diperlihatkan. Pembakaran Alqur' an yang dilakukan sebagai bentuk ketidaksukaan atau kebencian kepada Islam dan kaum muslim merupakan sikap islamofhobia.

Hilangnya penjaga kemulyaan dan kehormatan kaum muslimin hingga begitu berani menampakkan kebencianya dengan melakukan aksi pembakaran kitab yang disucikan oleh kaum muslim seluruh dunia, tidak ada rasa takut sedikitpun bahkan terus terulang penghinaan terhadap Alquran.

Hal ini tidak mungkin terjadi pada masa kepemimpinan Rosululloh dan para sahabat. Bagaimana mereka begitu sangan membela dan melindungi Islam dengan segenap kekuatan bahakan nyawa menjadi taruhan demi kemulyaan Islam. Rosululloh memberikan contoh nyata bagaimana melindungi Islam dan kaum muslim. Juga dipraktikan pemimpin kaum.muslim selanjutnya yaitu Khalifah Abdul Hamid yang mengobarkan jihad. Saat akan diadakanya teater di negeri tersebut yang isinya adalah penghinaan terhadap Rosululloh, mereka gentar dengan ancaman yang akhirnya membatalkan teater tersebut.

Penjagaan Atas Kemulyaan Alqur'an

Alqur'an kitab suci umat Islam yang dijaga kemurniannya dan keaslianya oleh Alloh SWT, seperti yang termaktub dalam surat Al Hijr ayat 9, yang artinya adalah " Sungguh kami lah yang menurunkan Alqur'an dan Kami lah yang akan menjaganya ". Dari kutipan ayat tersebut gelah nyata penjagaan Alloh atas kemurnian Alqur'an, sejak pertama turun ke bumi hingga detik ini bahkan hingga kiamat kelak kemurniannya akan senantiasa terjaga. Berbagai usaha manusia yang ingin merusak akan berhadapan langsung dengan Alloh SWT.

Seorang muslim harus bangga dengan kemulyaan Alqur'an sebagai kitab sucinya. Aqidah Islam yang sudah tertanam didalam jiwanya harus memliki semangat membaca, mengkaji, mentadaburi, mengamalkan dan mendakwahkanya tanpa lelah serta membela saat Alqur'an dilecehkan.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Nawawi dalam kitab Tibyan, bahwa para salafus soleh memberikan teladan saat berinteraksi dengan Alqur' an yang digandai dengan besranya perhatian untuk mentadaburi, mengamalkan hingga mendakwahkannya, juga melakukan pembelaan terhadap Alqur'an dari segala bentuk penyimpangan.

Penjagaan terhadap kehormatan dan kemulyaan harus terus dilakukan dan sudah jadi mafhum para ulama bahwa pelaku penistaan dan pelecehan terhadap Alqur'an harus ada tindakan tegas. Jika pelakunya adalah dari kalangan kafir harbi maka tindakan tegas yang seharusnya dilakukan adalah dibunuh atau diperangi kecuali jika dia masuk Islam. Sebagaimana Imam Alqurtubi ketika menafsirkan surat Albaqoroh 193, bahwa Alloh memerintahkan untuk memerangi mereka yaitu para penghina Islam.

Seruan yang dikobarkan untuk memerangi para penghin Alqur'an tidak akan bisa terealisasi tanpa adanya Amirul Jihad, sebagai panglima perang dalam pemerintahan Islam. Maka selama kaum muslim tidak memiliki Amirul Jihad yang diwujudkan dalam sebuah institusi negara, pelecehan dan penistaan terhadap Alquran akan terus terjadi dan terus terulang oleh para pembenci Islam.

Sebuah kesalahan besar jika mengaku Islam dan mencintai Islam tetapi diam saat Islam dinistakan, Alqur'an dibakar dan mendiamkan para pelaku pelecehan sambil memperolok - olok muslim lain yang berusaha mencari solusi tuntas atas masalah ini. Semua penghina Alqur'an akan dihilangkan saat Islam diterapkan secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan dalam naungan daulah Islamiyah.

Wallohu'alam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image