Senin 30 Jan 2023 18:06 WIB

Pemerintah Dukung Beberapa Langkah Sikapi Dinamika Ekonomi Global

Meskipun ekonomi dunia dilanda penurunan dan inflasi, tapi sudah lebih terkendali.

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kanan) berbincang dengan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri), Mendagri Tito Karnavian (kedua kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/1/2023). Ratas tersebut membahas peningkatan aktivitas perekonomian dan pariwisata pascapencabutan PPKM.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kanan) berbincang dengan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri), Mendagri Tito Karnavian (kedua kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/1/2023). Ratas tersebut membahas peningkatan aktivitas perekonomian dan pariwisata pascapencabutan PPKM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mendukung dilakukannya beberapa langkah di dalam negeri untuk meningkatkan perekonomian nasional di tengah dinamika ekonomi global saat ini.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mengikuti rapat terbatas terkait aktivitas ekonomi dan pariwisata dengan Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/1/2023).

Baca Juga

"Terjadi kalibrasi terhadap resesi. Walaupun permintaan luar negeri menurun dan pertumbuhan perdagangan diperkirakan hanya 1,6 persen daripada tahun lalu yang sebesar empat persen. Namun, pemerintah mendorong beberapa langkah dalam negeri," ujar Airlangga.

Dia menjelaskan, terjadi kalibrasi terhadap resesi, karena meskipun perekonomian dunia dilanda penurunan dan inflasi, tapi kelihatan sudah lebih terkendali. Selain itu harga energi juga tidak naik seperti perkiraan awal karena iklim yang lebih panas, serta perkiraan harga energi dan kebijakan Zero-Covid di China sudah mengalami revisi.

Menurutnya, langkah yang dilakukan pemerintah untuk mendorong perekonomian nasional saat ini, antara lain mendorong belanja dalam negeri, konsumsi dan investasi, serta mendorong geliat beberapa sektor seperti sektor industri dan sektor pariwisata.

"Kita lihat sinyal positifnya ada. Kita lihat sinyal positif dari Purchasing Manager Index yang diterbitkan oleh BI, angka bulan Januari 53,3. Kemudian untuk level produksi di angka 56,2, kemudian angka order from customer di angka 55. Juga tentunya juga kita melihat impor kredit dan yang lain arahnya positif dan pertumbuhan ekonomi kita didorong oleh konsumsi dan ekspor, dan kita harus menjaga permintaan domestik," kata Airlangga menjelaskan.

Dia mengatakan, angka Purchasing Manager Index (PMI) yang positif serta consumer confidence di atas 100, membuktikan persepsi masyarakat terhadap ekonomi sudah mulai positif. Dari sektor perindustrian mengeluarkan rilis indeks kepercayaan industri juga positif di 51,54 persen. Sebanyak 17 sektor di atas 50, artinya 17 sektor naik yaitu mulai dari pengolahan tembakau, logam, peralatan listrik, mesin, logam dasar, makanan, dan alat angkutan.

"Industri kertas juga di atas 50, dan beberapa sektor yang masih di bawah antara lain pakaian jadi, kemudian komputer," kata dia.

Pemerintah juga mencermati tabungan rumah tangga dan tabungan korporasi selama pandemi Covid-19 terus berada di perbankan. Dengan begitu diharapkan menjadi sebuah peluang untuk investasi.

Airlangga menyampaikan, dana sektor swasta di perbankan dapat didorong agar simpanan itu bisa direalisasikan dalam bentuk belanja modal (capital expenditure/ capex). Pemerintah juga memantau bagaimana korporasi melakukan pembayaran atau manajemen utang agar belanja modal dapat didorong.

"Beberapa sektor yang tumbuh positif investasinya adalah energi, tambang, otomotif, perdagangan kemudian kesehatan, aneka manufaktur dan sektor konsumsi. Nah pemerintah berharap bahwa ini akan terus didorong kembali agar investasi terus berjalan," kata Airlangga.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement