Sabtu 28 Jan 2023 11:09 WIB

Menlu Turki dan OKI Bahas Penodaan Berulang Terhadap Alquran

Penodaan terhadap kitab suci Alquran terjadi di Swedia dan Belanda.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang demonstran wanita memegang Alquran saat melakukan protes di depan Konsulat Jenderal Swedia, di Istanbul, Turki, 22 Januari 2023. Demonstran berkumpul setelah politikus sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan diizinkan menggelar demonstrasi dan membakar salinan Alquran di depan kedutaan Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023.
Foto: EPA-EFE/SEDAT SUNA
Seorang demonstran wanita memegang Alquran saat melakukan protes di depan Konsulat Jenderal Swedia, di Istanbul, Turki, 22 Januari 2023. Demonstran berkumpul setelah politikus sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan diizinkan menggelar demonstrasi dan membakar salinan Alquran di depan kedutaan Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki dan Ketua Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Jumat (27/1/2023) membahas serangan berulang baru-baru ini terhadap kitab suci umat Islam, Alquran. Serangan terhadap Alquran terjadi di Swedia dan Belanda.

"Dalam panggilan telepon, Mevlut Cavusoglu dan Sekretaris Jenderal OKI Hussein Ibrahim Taha mengevaluasi serangan terhadap Alquran di Swedia dan Belanda dan reaksi dunia Islam terhadap serangan ini," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (28/1/2023).

Baca Juga

Pada 21 Januari, Rasmus Paludan, politikus sayap kanan Swedia-Denmark, membakar Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, di bawah perlindungan polisi dan dengan izin dari pihak berwenang. Tindakan itu memicu gelombang kecaman dari seluruh Arab. dan dunia Islam.

Keesokan harinya, Edwin Wagensveld, politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, merobek halaman dari salinan Alquran di Den Haag dan kemudian membakar halaman tersebut. Wagensveld kemudian memposting video provokasi tersebut secara daring.  

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement