Jumat 27 Jan 2023 23:32 WIB

Marak Isu Penculikan, Satgas Perlindungan Anak di Tangerang Diperkuat

Satgas Perlindungan Anak Tangerang diperkuat seiring dengan maraknya isu penculikan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi penculikan. Satgas Perlindungan Anak Tangerang diperkuat seiring dengan maraknya isu penculikan.
Foto: IST
Ilustrasi penculikan. Satgas Perlindungan Anak Tangerang diperkuat seiring dengan maraknya isu penculikan.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Isu penculikan anak tengah marak di tengah masyarakat, termasuk warga Kota Tangerang, Banten. Menanggapi hal itu, Pemerintah Kota Tangerang memperketat pengawasan melalui satuan tugas (satgas) perlindungan anak.

"Kota Tangerang memiliki sekitar 7.800 satgas PATBM (perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat) yang tersebar di 104 kelurahan, masing-masing 75 satgas yang telah terbentuk sejak tiga tahun lalu. Dikerahkan untuk melakukan respon cepat saat terjadi kasus pada anak," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Jatmiko, Kamis (27/1/2023).

Jatmiko menyampaikan mengenai isu penculikan anak yang perlu difokuskan yakni tentang upaya edukasi pada anak agar lebih mawas diri serta upaya waspada dari para orang tua. Selain itu juga kepedulian dari masyarakat untuk sama-sama menjaga keselamatan anak-anak di sekitarnya.

Baca juga : Sering Terabaikan, Inilah 6 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai Semua Orang

"Semua saling jaga, saling mengawasi dan saling mencegah. Tidak perlu panik berlebihan akan isu yang beredar, tapi waspada terus diperkuat," tuturnya.

Senada, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menyikapi isu penculikan anak yang tengah marak saat ini. Kendati demikian, kewaspadaan harus lebih ditingkatkan.

"Sehubungan dengan tengah maraknya isu penculikan anak. Diimbau, masyarakat untuk tidak perlu takut atau resah berlebihan. Jangan mudah percaya sebelum mengetahui faktanya," ujarnya.

Zain menyebut, informasi penculikan anak yang beredar di berbagai platform media sosial bisa jadi belum diketahui kebenarannya dan kevalidan informasinya, sehingga jangan ditanggapi berlebihan. Misalnya, video yang beredar bisa saja merupakan kejadian lama atau informasi hoaks yang sengaja disebarkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk membuat gaduh.

Baca juga : Intip Pilihan Saham untuk Ditransaksikan Hari Ini

"Masyarakat Kota Tangerang harus cerdas dan bijak membaca dan mencerna berbagai informasi yang beredar. Jangan mudah percaya sebelum mengetahui faktanya. Namun, waspada harus tetap dikedepankan," tegasnya.

Lebih lanjut, masyarakat terutama para orang tua diimbau untuk memberi pemahaman ke anak agar tidak mudah terpengaruh terhadap orang-orang yang tidak dikenal. Terlebih, saat dihampiri oleh orang yang tak dikenal saat di sekolah ataupun di luar rumah.

"Perketat pengawasan, mencegah lebih baik dengan mengawasi mereka apabila berada di luar rumah. Usahakan anak-anak tidak menggunakan barang mewah dan mencolok. Apabila melihat orang yang mencurigakan sebaiknya lapor petugas terdekat," terangnya.

Dia juga mengimbau masyarakat jika menemukan kejadian yang diduga penculikan anak, agar mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Sehingga diharapkan tidak main hakim sendiri. Pihak kepolisian, sambungnya, siaga menerima laporan atau pengaduan dari masyarakat mengenai kejadian-kejadian semacam itu.

Baca juga : Video Seorang Suporter Injak-Injak Jersey Ronaldo di Arab Saudi Viral

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement