Jumat 27 Jan 2023 19:57 WIB

OJK Berikan Edukasi Keuangan UMKM dan Ibu Rumah Tangga

Tingkat literasi pengusaha sebesar 56,99 persen dengan inklusi 95,53 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kegiatan edukasi keuangan bagi pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda. Edukasi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan atas produk serta layanan sektor jasa keuangan yang bisa meningkatkan perekonomian keluarga.

“Pemahaman produk dan layanan keuangan sangat diperlukan oleh masyarakat termasuk para pelaku UMKM dan inu rumah tangga untuk meningkatkan usaha dan perekonomian keluarganya,” kata Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (27/1/2023).

Baca Juga

Dalam kegiatan tersebut sejumlah pembicara dari OJK, BRI, Bank DKI, dan PT Pegadaian menyampaikan sejumlah materi edukasi keuangan. Beberapa diantaranya materi perencanaan keuangan, Kredit Usaha Rakyat, Tabungan Emas, dan waspada investasi serta pinjol ilegal.

Friderica juga mengenalkan keberadaan mobil Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (Simolek) OJK yang hadir di Rusun Marunda. Mobil Simolek yang bisa berkeliling ke pelosok-pelosok daerah diharapkan semakin meningkatkan literasi keuangan masyarakat.

“Diharapkan kegiatan edukasi keuangan ini masyarakat juga bisa mewaspadai penipuan berkedok investasi yang masih banyak mengincar masyarakat,” ujar Frederica.

Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad mengharapkan, kegiatan edukasi keuangan OJK bisa semakin memberikan keberpihakan kepada masyarakat. Khususnya masyarakat yang masih seringkali terjebak pinjaman ilegal dan penipuan berkedok investasi.

“Tugas OJK melindungi konsumen termasuk masyarakat Indonesia di Marunda ini. Jangan sampai terjebak pinjaman online ilegal. Di DPR sudah menyetujui penambahan dana Rp 460 triliun untuk KUR. Bunganya disubsidi dari 14 persen menjadi enam persen per tahun,” jelas Kamrussamad.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan perempuan di Indonesia telah mencapai 50,30 persen dan 83,88 persen. Untuk pertama kalinya, indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dimana indeks literasi keuangan laki-laki sebesar 49,10 persen. Selain itu, tingkat literasi pengusaha atau wiraswasta sebesar 56,99 persen dan tingkat inklusi sebesar 95,53 persen.

Hasil survei tersebut mencerminkan, kelompok perempuan saat ini sudah mulai sadar akan pentingnya literasi keuangan karena mereka merupakan role model pertama di lingkungan keluarga. Sedangkan bagi pelaku UMKM pengusaha membutuhkan literasi keuangan sebagai keterampilan yang harus dikuasai karena berguna untuk mengelola hasil usaha dan mencegah dari jeratan lilitan utang maupun penipuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement