Rabu 25 Jan 2023 20:52 WIB

Infeksi Covid-19 di China Mencapai Puncaknya

Sekitar 80 persen dari 1,4 miliar warga China sudah terinfeksi virus korona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Pasien menerima infus di bangsal darurat di Beijing, Kamis, 19 Januari 2023.  Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China melaporkan sekitar 22 Desember 2022 angka kasus infeksi harian virus Covid-19 tembus 7 juta lebih. Sementara angka kematian pada 4 Januari mencapai 4.000 lebih.
Foto: AP/Andy Wong
Pasien menerima infus di bangsal darurat di Beijing, Kamis, 19 Januari 2023. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China melaporkan sekitar 22 Desember 2022 angka kasus infeksi harian virus Covid-19 tembus 7 juta lebih. Sementara angka kematian pada 4 Januari mencapai 4.000 lebih.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China melaporkan sekitar 22 Desember 2022 angka kasus infeksi harian virus Covid-19 tembus 7 juta lebih. Sementara angka kematian pada 4 Januari mencapai 4.000 lebih.

Angka yang dipublikasikan situs CDC China dirilis setelah pekan lalu ilmuwan pemerintah mengatakan sekitar 80 persen dari 1,4 miliar warga China sudah terinfeksi virus korona. Sehingga diperkirakan terjadi gelombang infeksi dua sampai tiga bulan ke depan.

Baca Juga

"Sekitar 22 Desember 2022, angka orang yang terinfeksi dan orang demam yang menjalani rawat jalan mencapai puncaknya (dengan angka infeksi baru) 7 juta lebih per hari dan jumlah konsultasi rawat jalan demam harian memuncak pada 2,867 juta," kata CDC China, Rabu (25/1/2023).

Pekan lalu Komisi Kesehatan Nasional mengatakan angka pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di klinik demam, unit gawat darurat dan kondisi kritis mencapai puncaknya.

Pada 12 Januari lalu hampir 60 ribu orang pasien Covid-19 meninggal di rumah sakit. Sekitar satu bulan setelah China mencabut peraturan ketat pandemi.

Namun pakar mengatakan angka yang sebenarnya lebih besar lagi. Sebab tidak menghitung pasien yang meninggal di rumah dan banyak dokter yang mengaku ditekan untuk tidak menyebutkan penyebab kematian Covid-19.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement