Selasa 24 Jan 2023 19:29 WIB

Ogah Bongkar Strategi Kejar Investasi Rp 1.400 Triliun, Bahlil: Rahasia

Bahlil sebut pemerintah mengubah cara lama tarik investasi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan penanaman investasi tahun ini sebesar Rp 1.400 triliun. Target tersebut naik dari realisasi 2022 yang berhasil mengantongi Rp 1.207,2 triliun.

Menteri Investasi RI, Bahlil Lahadalia, tak ingin menjelaskan detail soal cara yang bakal ditempuh pada tahun sebab persaingan antar negara mendapatkan investasi kian ketat. Bahlil menuturkan, negara pesaing bahkan berani memberikan insentif untuk bisa merebut investor yang sudah menjalani penjajakan dengan satu negara.

Baca Juga

Karena itu, ia memastikan tak ada negara yang mengetahui strategi Indonesia untuk bisa menggaet sebanyak-banyaknya investasi.

"Yang namanya strategi jangan digembar-gemborkan. Begitu diambil orang bukan strategi lagi, strategi kita tidak boleh diketahui orang. Kalau kita ungkapkan, mati kita," kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Hanya saja, ia mengaku cukup optimistis karena target investasi sebesar Rp 1.200 triliun tahun ini pun bisa tercapai. Bahlil mengatakan, pemerintah mengubah cara lama dari semula investor yang mencari Indonesia menjadi Indonesia yang mencari investor.

"Kita urus, kawal mereka dengan promosi yang baik. Setelah itu kita yakinkan mereka, kawal sampai perizinan dan financial closing sampai produksi. Setiap tahapan negara harus hadir," ujarnya.

Pihaknya berharap dengan kerja keras jajarannya, target Rp 1.400 triliun bisa dicapai. Pemerintah tak hanya fokus pada investor kelas kakap namun juga tetap melayani investor kecil sekalipun masih dalam skala UMKM.

Pasalnya, kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun kian signifikan dan cukup berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement