Senin 23 Jan 2023 14:41 WIB

Angkatan Laut Rusia, China, dan Afrika Selatan Akan Gelar Latihan Bersama

Latihan militer bersama ini akan digelar pada Februari 2023.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Latihan militer China (Ilustrasi). China menggelar latihan militer bersama Rusia dan Afrika Selatan pada Februari 2023.
Foto: EPA
Latihan militer China (Ilustrasi). China menggelar latihan militer bersama Rusia dan Afrika Selatan pada Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia akan mengerahkan kapal perang yang dipersenjatai dengan senjata jelajah hipersonik dalam latihan bersama dengan angkatan laut China dan Afrika Selatan pada Februari. Laporan kantor berita Rusia, TASS pada Senin (23/1/2023) adalah penyebutan resmi pertama tentang partisipasi fregat Rusia, Laksamana Armada Uni Soviet Gorshkov.

Fregat ini dipersenjatai dengan rudal Zircon, yang dapat terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara dan memiliki jangkauan lebih dari 1.000 kilometer. Rudal-rudal tersebut menjadi inti dari persenjataan hipersonik Rusia, bersama dengan kendaraan luncur Avangard yang memasuki tugas tempur pada 2019.

Baca Juga

"Admiral Gorshkov akan pergi ke titik dukungan logistik di Tartus Suriah, dan kemudian mengambil bagian dalam latihan angkatan laut bersama dengan angkatan laut China dan Afrika Selatan," kata TASS dalam laporannya, mengutip sumber pertahanan yang tidak disebutkan namanya.

Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan mengatakan latihan akan berlangsung pada 17-26 Februari di dekat Kota pelabuhan Durban dan Richards Bay di pantai timur Afrika Selatan. Latihan bersama ini bertujuan untuk memperkuat hubungan yang sudah berkembang antara Afrika Selatan, Rusia dan China.

Fregat Gorshkov mengadakan latihan di Laut Norwegia awal bulan ini setelah Presiden Vladimir Putin mengirimnya ke Samudra Atlantik, sebagai sinyal kepada Barat bahwa Rusia tidak akan mundur atas perang di Ukraina. Putin sebelumnya mengatakan fregat dan misil Zircon buatan Rusia tidak memiliki analog di dunia. Putin mengatakan, senjata itu sebagai cara untuk menembus pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) yang semakin canggih.

Rusia, AS, dan China berlomba untuk mengembangkan senjata hipersonik, yang dinilai sebagai cara untuk mendapatkan keunggulan atas musuh mana pun karena kecepatan dan kemampuan manuvernya. Fitur senjata hipersonoik ini membuatnya lebih sulit untuk di deteksi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement