Ahad 22 Jan 2023 17:51 WIB

Pasukan Eritrea Terlihat Meninggalkan Wilayah Konflik di Ethiopia

Perang Tigray diyakin menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan lain mengungsi

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Seorang pria menyeberang di dekat truk yang hancur di jalan menuju kota Abi Adi, di wilayah Tigray di Ethiopia utara pada 11 Mei 2021. Seorang juru bicara otoritas Tigrayan mengatakan Selasa, 20 September 2022 bahwa Eritrea telah meluncurkan serangan penuh. skala ofensif di sepanjang perbatasan negara dengan Ethiopia utara.
Foto: AP Photo/Ben Curtis
Seorang pria menyeberang di dekat truk yang hancur di jalan menuju kota Abi Adi, di wilayah Tigray di Ethiopia utara pada 11 Mei 2021. Seorang juru bicara otoritas Tigrayan mengatakan Selasa, 20 September 2022 bahwa Eritrea telah meluncurkan serangan penuh. skala ofensif di sepanjang perbatasan negara dengan Ethiopia utara.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Warga dan dua pekerja sosial di Kota Shire, wilayah Tigray, Ethiopia, mengatakan terlihat banyak tentara Eritrean meninggalkan kota itu. Pasukan Eritrea membantu pemerintah Ethiopia memerangi pasukan pemberontak Tigray People's Liberation Front (TPLF).

Pasukan Eritrea masih banyak di Tigray meski pemerintah Ethiopia dan pasukan pemberontak menyepakati gencatan senjata pada bulan November lalu. Salah satu syarat kesepakatan itu meminta pasukan asing yang dianggap menghalangi perdamaian abadi segera mundur dari Tigray.

Perang di Tigray diyakin telah menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi. Belum diketahui apakah pergerakan pasukan Eritrea di Shire merupakan penarikan atau hanya perpindahan pasukan.

Bulan lalu pejabat pemerintah Ethiopia dan saksi mata mengatakan pasukan Eritrea meninggalkan Shire dan dua kota besar lainnya di Tigray. Tapi masih banyak yang bertahan di wilayah itu. Menteri Informasi Eritrea Yemane Gebremeskel belum menanggapi permintaan komentar.

Warga Shire mengatakan sejak Jumat pukul 17.00 waktu setempat terlihat konvoi pasukan Eritrea  meninggalkan kota itu. "Saya menghitung 300 mobil, mereka juga pergi dengan senjata berat," kata seorang warga yang tidak bersedia disebutkan namanya, Ahad (22/1/2023), dilansir laman Reuters.

Pekerja sosial di Shire yang juga tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan ratusan mobil berisi tentara bergerak menuju utara ke arah perbatasan. Ia mengatakan tampaknya semua pasukan Eritrea sudah meninggalkan kota itu pada Jumat sore.

Petugas sosial kedua mengatakan ratusan kendaraan pasukan Eritrea meninggalkan Shire. Tapi ia melihat beberapa tentara masih berada di kota.

Penasihat keamanan nasional perdana menteri Ethiopia, Redwan Hussien yang merupakan anggota tim negosiasi pemerintah belum menanggapi permintaan komentar. Begitu pula juru bicara pasukan pemberontak TPLF Getachew Reda.

Pada Sabtu (21/1/2023) kemarin Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berbicara dengan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed tentang penarikan pasukan Eritrea.

"(Kami) menyambut baik perkembangannya, kami mencatat itu merupakan kunci untuk mengamankan perdamaian berkelanjutan di Ethiopia utara," kata Blinken dalam pernyataan yang dicicit juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price di Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement