Sabtu 21 Jan 2023 10:04 WIB

SKK Migas Didukung Agar Lanjutkan Pencapaian

Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi pada tahun 2021, yakni sebesar 10,9 M.

Foto udara Stasiun Pengumpul Juwata di Juata Kelikir, Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (20/10/2022). PT Pertamina Hulu Indonesia Regional 3 Zona 10 Tarakan Field saat ini mampu memproduksi minyak 1.920 barrel per hari (BPOD) dan mampu memproduksi gas mencapai 2,2 juta kaki kubik per hari (MMscfd) diharapkan mampu memenuhi target SKK Migas untuk produksi minyak 1 juta barrel per hari pada tahun 2030.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Foto udara Stasiun Pengumpul Juwata di Juata Kelikir, Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (20/10/2022). PT Pertamina Hulu Indonesia Regional 3 Zona 10 Tarakan Field saat ini mampu memproduksi minyak 1.920 barrel per hari (BPOD) dan mampu memproduksi gas mencapai 2,2 juta kaki kubik per hari (MMscfd) diharapkan mampu memenuhi target SKK Migas untuk produksi minyak 1 juta barrel per hari pada tahun 2030.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) mengapresiasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) untuk realisasi investasi hulu migas senilai 12,3 miliar dolar AS atau setara Rp182 triliun pada tahun 2022.

"Peningkatan realisasi investasi itu menunjukkan kepercayaan investor terhadap industri hulu migas semakin besar. Ini sangat baik untuk industri migas Indonesia secara keseluruhan," kata dia seperti dilansir dari Antara, Sabtu (21/1/2023).

Baca Juga

Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi pada tahun 2021, yakni sebesar 10,9 miliar dolar AS. Bahkan, realisasi investasi tahun 2022 menjadi realisasi tertinggi sejak tahun 2016.

Menurut dia, sebagai institusi yang bertugas mengelola kegiatan hulu migas berdasarkan Kontrak Kerja Sama, SKK Migas patut diapresiasi atas pencapaian tersebut.

Namun, Gus Falah mengingatkan masih banyak pekerjaan rumah lainnya yang harus ditangani guna memperbaiki iklim industri hulu migas nasional, antara lain belum adanya kepastian hukum terkait belum tuntasnya revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas).

Selain itu, harapan investor akan insentif fiskal seperti perbaikan bagi hasil/split juga masih belum terjawab.

Berbagai PR yang belum dituntaskan itu membuat lifting atau produksi migas yang siap untuk dijual justru menurun pada 2022.

Untuk diketahui, realisasi lifting minyak pada tahun 2022 tercatat sekitar 612.300 barel per hari, lebih rendah dari capaian lifting minyak pada tahun 2021 yang mencapai 660.300 barel per hari.

"Realisasi investasi hulu tahun lalu prestasinya sangat bagus. Namun, bila berbagai PR itu dituntaskan, tentu kepercayaan para investor terhadap industri hulu migas kita semakin besar lagi. Ini catatan untuk SKK Migas dan berbagai stakeholder terkait, termasuk pemerintah dan teman-teman di DPR," katanya menegaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement