Jumat 20 Jan 2023 15:02 WIB

Bulog Bakal Beli 1 Juta Ton Beras Petani di Musim Panen Maret

Bulog memastikan ketahanan cadangan beras untuk antisipasi lonjakan harga tahun ini.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Petani mengawasi proses panen padi menggunakan mesin di Bantul, Yogyakarta, Senin (16/1/2023). Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso berjanji bakal menyerap beras produksi petani hingga 1 juta ton pada musim panen raya yang akan dimulai pada bulan Maret-Juni mendatang.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petani mengawasi proses panen padi menggunakan mesin di Bantul, Yogyakarta, Senin (16/1/2023). Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso berjanji bakal menyerap beras produksi petani hingga 1 juta ton pada musim panen raya yang akan dimulai pada bulan Maret-Juni mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso berjanji bakal menyerap beras produksi petani hingga 1 juta ton pada musim panen raya yang akan dimulai pada bulan Maret-Juni mendatang. Ia memastikan ketahanan cadangan beras untuk mengantisipasi lonjakan harga di tahun ini. 

"Kita punya target minimal 1 juta ton kalau bisa 2 juta ton. Kita ambil dalam porsi banyak. Kenapa? Karena tugas penyediaan cadangan beras tahun ini 2,4 juta ton," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (20/1/2023). 

Baca Juga

Adapun, Buwas menyebut total stok beras Bulog saat ini sebanyak 600 ribu ton, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Ia menilai ketersediaan cadangan itu juga sangat cukup hingga bulan Ramadhan mendatang. 

Oleh karena itu, pihaknya berharap produksi gabah atau beras pada musim panen Maret akan optimal sehingga penyerapan Bulog bisa dilakukan optimal. Sementara itu, proses importasi beras yang sebanyak 500 ribu ton dipastikan rampung bulan Februari. 

"Mudah-mudahan panen Maret-Juni itu produksinya besar. Jadi kita bisa serap 100 persen dari dalam ngeri dengan jumlah yang banyak jangan sampe nanti gagal panen. Kita saling berdoa, kalau gagal panen karena alam tidak bisa disalahkan," katanya. 

Sementara itu, Buwas mengatakan Bulog tengah menggelontorkan cadangan beras dalam jumlah besar. Pada awal Januari, sedikitnya 100 ribu ton beras telah diguyur dalam operasi pasar di seluruh wilayah Indonesia. 

Sebelumnya dilaporkan, sejumlah sentra produksi beras mulai memasuki masa panen pada awal Januari. Kendati demikian, tren harga gabah tetap lebih tinggi dari biasanya.

Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia (API) Nuruddin, menuturkan, wilayah sentra di Jawa akan menjadi wilayah pertama yang memasuki panen pada awal tahun ini.

"Panen sudah mulai seperti di Blitar, lalu di Malang dua minggu lagi, di Tuban seminggu lagi. Ya wilayah Jawa memang duluan karena sejak Oktober-November 2022 sudah mulai tanam," kata Nuruddin kepada Republika.co.id.

Hanya saja, meski memasuki musim panen di mana pasokan berlimpah, Nuruddin menuturkan harga gabah justru cukup tinggi hingga Rp 6 ribu per kg gabah kering panen (GKP). Dengan harga itu, rata-rata harga beras bisa berada pada kisaran Rp 11 ribu per kg. 

Harga itu jauh lebih tinggi dari rata-rata sebelumnya di kisaran Rp 4.500 per kg hingga Rp 5.500 per kg. Adapun, harga acuan pemerintah masih sebesar Rp 4.200 per kg.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement