Jumat 20 Jan 2023 13:39 WIB

Rusia, Pakistan Bahas Langkah Tingkatkan Kerja Sama Sektor Energi

Rusia-Pakistan sepakati pembangunan jaringan pipa 2,5 miliar dolar AS.

Rusia dan Pakistan pada Kamis (19/1/2023) membahas langkah untuk menyuplai minyak dan gas bagi Islamabad secara jangka panjang.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Rusia dan Pakistan pada Kamis (19/1/2023) membahas langkah untuk menyuplai minyak dan gas bagi Islamabad secara jangka panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Rusia dan Pakistan pada Kamis (19/1/2023) membahas langkah untuk menyuplai minyak dan gas bagi Islamabad secara jangka panjang. Pembicaraan tersebut berlangsung selama pertemuan dua hari antara menteri energi serta pejabat pemerintah Rusia dan Pakistan di ibu kota Pakistan, Islamabad, menurut pernyataan dari Kantor Perdana Menteri.

Delegasi Rusia, yang dipimpin Menteri Energi Nikolay Shulginov, saat ini berada di Islamabad untuk membahas langkah meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara. Fokus utama pembahasan tersebut adalah penyediaan minyak dan gas oleh Rusia ke negara nuklir Asia Selatan itu dengan memberikan potongan harga.

Baca Juga

Kunjungan delegasi Rusia berlangsung setelah delegasi Pakistan yang dipimpinoleh Menteri Negara Perminyakan Musadik Malik melakukan lawatan ke Moskow pada Desember lalu untuk memulai pembicaraan mengenai pembelian minyak dan gas dengan diskon.

"Kedua negara setuju bahwa sektor industri penting untuk membangun hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara, yang dalam hal ini bertukar pandangan mengenai pasokan minyak dan gas dari Rusia ke Pakistan untuk jangka panjang," menurut pernyataan.

Hal-hal yang berkaitan dengan jalur pipa juga dibahas, pernyataan itu menambahkan dan mengacu pada jalur pipa gas sepanjang 1.100 kilometer.

Jalur yang disebut Proyek Saluran Pipa Gas Pakistan (Pakistan Stream Gas Pipeline Project) itu membentang dari kota pelabuhan, Karachi, hingga Provinsi Punjabdi Pakistan timur laut.

Pakistan dan Rusia telah menandatangani dua kesepakatan pada 2015 dan 2021 untuk pembangunan saluran pipa senilai 2,5 miliar dolar AS (sekitar 37,92 triliun rupiah). Proyek tersebut sebelumnya dijadwalkan dimulai tahun lalu namun tidak dapat dilaksanakan akibat sanksi global terhadap Moskow.

Pakistan telah bergulat dengan kenaikan kebutuhan energi, terutama minyak dan gas, bersamaan dengan defisit neraca berjalan yang membengkak karena pembayaran minyak.

Pada Desember lalu, Malik mengaku bahwa Rusia telah setuju untuk menyediakan minyak kepada Pakistan dengan potongan harga untuk memenuhi permintaan energi Islamabad yang meningkat, baik dari bidang industri maupun rumah tangga. Pakistan, katanya, akan membeli minyak mentah, bensin, dan diesel dari Rusia dengan mendapatkan diskon.

Delegasi Rusia yang berkunjung juga mengunjungi Perdana Menteri PakistanShehbaz Sharif di kota timur laut,Lahore, pada Rabu (18/1/2023).

Shulginov menyampaikan pesan khusus dari Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Sharif. Dalam pesannya, menurut pernyataan tersebut, Putin mengatakan bahwa Rusia menganggap Pakistan sebagai mitra penting di Asia Selatan dan dunia Islam serta menegaskan minat kuat Moskow untuk mempererat hubungan bilateral.

Sementara itu, Sharif menyoroti pentingnya hubungan Pakistan dengan Federasi Rusia. Ia mengingat pertemuannya dengan Putin di Samarkand, Uzbekistan, pada September tahun lalu serta menyebut keputusan penting dicapai setelahnya untuk lebih memperkuat hubungan Pakistan-Rusia.

Pengadaan minyak dan gas telah menjadi pusat perhatian politik di dalam negeri, terutama setelah kunjungan mantan Perdana Menteri Imran Khan yang hanya sehari sebelum Rusia melancarkan perang di Ukraina pada 24 Februari 2022.

Khan, yang digulingkan melalui mosi tidak percaya di parlemen pada April tahun lalu, mengatakan bahwa kunjungan ke Moskow merupakan salah satu alasan dirinya digulingkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement