Selasa 17 Jan 2023 10:20 WIB

Kisah Pasangan Pilot Nepal, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Kopilot Anju Khatiwada jadi salah satu korban tewas jatuhnya pesawat Yeti Airlines.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Tim penyelamat bekerja di lokasi jatuhnya pesawat Yeti Airlines ATR72 di Pokhara, Nepal tengah, 15 Januari 2023. Sebuah pesawat Yeti Airlines ATR72 yang membawa 72 orang di dalamnya, 68 penumpang dan 4 awak, jatuh ke jurang saat mencoba mendarat di Bandara Internasional Pokhara. Menurut pernyataan Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN), setidaknya 68 orang dipastikan tewas.
Foto: EPA-EFE/ BIJAYA NEUPANE
Tim penyelamat bekerja di lokasi jatuhnya pesawat Yeti Airlines ATR72 di Pokhara, Nepal tengah, 15 Januari 2023. Sebuah pesawat Yeti Airlines ATR72 yang membawa 72 orang di dalamnya, 68 penumpang dan 4 awak, jatuh ke jurang saat mencoba mendarat di Bandara Internasional Pokhara. Menurut pernyataan Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN), setidaknya 68 orang dipastikan tewas.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Anju Khatiwada tak bisa lagi bisa meneruskan jejak mendiang suaminya sebagai pilot Yeti Airlines Nepal. Khatiwada (44 tahun) adalah kopilot dalam penerbangan Yeti Airlines dari Kathmandu yang jatuh saat mendekati Kota Pokhara, pada Ahad (15/1/2023).

Khatiwada bergabung dengan Yeti Airlines Nepal pada 2010. Dia memutuskan berkarier sebagai pilot untuk mengikuti jejak suaminya yang meninggal dalam kecelakaan empat tahun silam. Juru bicara Yeti Airlines, Sudarshan Bartaula mengatakan kepada Reuters, suami Khatiwada, Dipak Pokhrel, meninggal pada  2006 dalam kecelakaan pesawat Twin Otter milik Yeti Airlines di Jumla.

Baca Juga

“Dia mendapatkan pelatihan pilot dengan uang yang dia dapat dari asuransi setelah kematian suaminya," ujar Bartaula. 

Khatiwada telah menempuh jam terbang lebih dari 6.400 jam. Bartaula mengatakan, Khatiwada berpengalaman menerbangkan pesawat dengan rute wisata populer dari Ibu Kota, Kathmandu, ke kota terbesar kedua di Nepal, Pokhara.

Bartaula mengatakan, jasad Kathiwada belum ditemukan. Dia meyakini Kathiwada telah tewas dalam kecelakaan tragis ini. Reuters tidak dapat menghubungi salah satu anggota keluarga Khatiwada.

Sementara itu, jasad kapten pesawat Yeti Airlines Kamal KC, telah ditemukan dan diidentifikasi. Kamal memiliki jam terbang lebih dari 21.900 jam. Seorang pejabat Yeti Airlines, yang mengenal Khatiwada secara pribadi mengatakan, Khatiwada menerbangkan pesawat dengan instruktur pilot, yang merupakan prosedur standar maskapai.

“Dia (Khatiwada) selalu siap menjalankan tugas apa pun dan telah (berpengalaman) terbang ke Pokhara sebelumnya,” kata pejabat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Pesawat ATR-72 yang dikemudikan Khatiwada berbelok sebelum jatuh di ngarai dekat Bandara Pokhara dan terbakar. Flight data recorder dan voice data recorder dari Yeti Airlines ditemukan pada Senin (16/1/2023). Penemuan data perekam atau yang biasa disebut kotak hitam ini bisa membantu penyelidik menentukan penyebab jatuhnya pesawat.

Setidaknya 69 dari 72 orang yang ada di dalam pesawat Yeti Airlines tewas. Para pejabat meyakini tiga orang yang hilang juga tewas. Tim penyelamat menyisir puing-puing pesawat yang tersebar di ngarai sedalam 300 meter untuk melakukan evakuasi korban.

Yeti Airlines membawa 68 penumpang, termasuk 15 warga negara asing, serta empat awak. Otoritas Penerbangan Sipil Nepal mengatakan, orang asing itu terdiri atas lima orang India, empat orang Rusia, dua orang Korea Selatan, dan masing-masing satu orang dari Irlandia, Australia, Argentina, dan Prancis.

sumber : Reuters, AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement