Senin 16 Jan 2023 12:44 WIB

Mentan Syahrul Pamer Produksi Padi Capai 101,6 Persen dari Target 2022

Mentan memaparkan, produksi sepanjang tahun 2022 sebesar 55,4 juta ton

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian, Syarul Yasin Limpo, menyampaikan produksi beras sepanjang tahun 2022 berhasil melampaui target yang dikejar pemerintah. (ilustrasi).
Foto: Kementan
Menteri Pertanian, Syarul Yasin Limpo, menyampaikan produksi beras sepanjang tahun 2022 berhasil melampaui target yang dikejar pemerintah. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syarul Yasin Limpo, menyampaikan produksi beras sepanjang tahun 2022 berhasil melampaui target yang dikejar pemerintah.

Dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (16/1/2023), Syahrul memaparkan, produksi sepanjang tahun 2022 sebesar 55,4 juta ton, melebihi  dari target Kementan tahun 2022 sebanyak 54,56 juta ton. "Produksi padi mencapai 101,61 persen dari target," kata Syahrul.

Baca Juga

Sementara itu, progres capaian pengembangan lahan pertanaman padi mencapai 965,5 ribu hektare (ha) atau 100,23 persen dari target 963,3 ribu ha. Memasuki 2023, Syahrul menargetkan produksi padi dapat mencapai 54,5 juta ton.  

Syahrul menyampaikan, capaian produksi itu dicapai berkat kerja keras seluruh jajaran serta kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, DPR, serta pemangku kepentingan terkait.

Kendati demikian, ia mengakui banyak tantangan pertanian yang dihadapi terutama akibat pandemi Covid-19 serta konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan krisis pangan dan energi dunia.

Kekhawatiran terhadap jaminan produksi, masalah distribusi, seta akses pangan masyarakat menjadi perhatian pemerintah dalam menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia. "Namun, pada akhirnya kita semua dapat melaluinya dengan baik," katanya.

Adapun mengacu kepada data Kerangka Sampel Area BPS terakhir yang diterima Republika, produksi padi tahun 2022 memang diproyeksi mencapai 55,36 juta ton atau setara 31,9 juta ton beras. Dengan tingkat produksi tersebut, secara kumulatif produksi beras mencapai surplus 1,7 juta ton dalam setahun.

Meski demikian, Ketua Komisi IV DPR, Sudin, menilai, pemerintah tetap masih menghadapi klasik soal data di sektor pertanian dan menunjukkan situasi semakin buruk. Salah satunya, dibukanya kembali impor beras pada akhir 2022 sebanyak 500 ribu ton.

"Secara kasat mata, ini menunjukkan produksi beras dan pangan lainnya tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional sehingga pemerintah terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk impor. Produksi yang disampaikan tidak singkron dengan keadaan di lapangan," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement