Senin 16 Jan 2023 11:59 WIB

Sebelum Insiden Bentrokan, PT GNI Disorot Ketika Pekerja Live di Tiktok Tewas

Insiden berdarah terjadi di PT GNI, dua pekerja lokal dan satu pegawai China tewas.

Rep: Erik PP/Bambang Noroyono/ Red: Erik Purnama Putra
Pekerja PT GNI yang terbakar di ruang operator crane, Nirwana Sele.
Foto: Dok pribadi
Pekerja PT GNI yang terbakar di ruang operator crane, Nirwana Sele.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentrok berdarah yang menewaskan tiga pekerja di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Kabupaten Marowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), bukan insiden yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, terjadi pekerja tewas saat live di Tiktok pada 22 Desember 2022.

Adalah Nirwana Selle yang sempat terjebak di crane dan melakukan tayangan langsung lewat akun Tiktok pribadinya. Sele memang kerap membagikan aktivitas di area penambangan. Tidak sedikit videonya yang ditonton sampai jutaan kali.

Insiden yang menimpa Sele terjadi ketika ruangan operator crane sudah dipenuhi asap. Karena terjebak di ruangan operator, Nirwana terlihat panik. Meski begitu, ia tetap mengoperasikan alat berat tersebut.

Selain Nirwana, satu korban tewas lainnya adalah I Made Defri Hari Jonathan yang berstatus karyawan magang. Dari hasil penyelidikan kepolisian, insiden itu terjadi akibat ledakan tungku nomor 17 smelter 2. Api menyambar cepat ke sekitar tungku.

 

"Dua pegawai terjebak, salah satunya seorang perempuan dengan kondisi tidak ada pergerakan sama sekali," ucap Kapolres  Marowali Utara, AKBP Ade Nuramdani pada akhir Desember 2022.

PT GNI diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Desember 2021. Perusahaan tersebut milik Jiangsu Delong asal Republik Rakyat China (RRC) yang berinvestasi di Indonesia terkait penambangan dan pemprosesan nikel.

Sementara itu, insiden berdarah di PT GNI pada Sabtu (14/1/2023) malam WITA, membuat dua pekerja lokal dan satu pekerja China tewas. Polisi pun menginterogasi 69 pekerja di Markas Polres Morowali Utara. "Benar. Dua meninggal dunia TKI. Dan satu TKA. Tiga pekerja juga luka-luka," kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto, Ahad.

Didik mengatakan, kerusuhan itu berawal dari aksi unjuk rasa para pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN). Unjuk rasa terjadi di Pos 4 dan Pos 5 di PT GNI. Unjuk rasa diikuti ratusan pekerja sejak pukul 06.00 WITA.

Menurut Didik, unjuk rasa dilakukan pekerja lantaran sehari sebelumnya, Jumat (13/1/2023), terjadi ketidaksepakatan mediasi antara serikat pekerja dan PT GNI di lantor Dinas Ketenagakerjaan (Disnakertrans) Morowali Utara. "Ketidaksepakatan itu terkait satu dari delapan tuntutan pekerja yang tidak bisa dipenuhi PT GNI," tuturnya.

Satu tuntutan yang tak bisa terpenuhi itu terkait desakan kepada PT GNI untuk mempekerjakan kembali anggota SPN yang dipecat lantaran mengikuti aksi mogok kerja sebelumnya. "Mengenai itu, pihak perusahaan masih menunggu mediasi lanjutan pada tanggal 16 Januari nanti," ujar Didik.

Sementara tujuh tuntutan lainnya, kata Didik, sudah terjadi kesepakatan. Beberapa tuntutan yang sudah sepakat seperti kewajiban penerapan keselamatan dan kesehatan (K3). Tuntutan terhadap perusahaan memberikan APD lengkap kepada pekerja sesuai bidang, dan risiko pekerjaan.

Tuntutan terkait peraturan internal perusahaan. Desakan menyetop pemotongan upah yang tak berdasarkan kejelasan. Selain itu, juga mendesak perusahaan menyetop sistem kerja kontrak untuk jenis pekerjaan bersifat tetap.

Kesepakatan juga terkait tuntutan kepada perusahaan agar memasang sirkulasi udara di setiap gudang dan smelter. Karena masih alot mediasi, para pekerja turun aksi di perusahaan. Aksi yang disertai mogok kerja membuat kemacetan dan kepadatan kendaraan di jalan masuk di PT GNI. "Aksi tersebut diikuti lebih dari 300 sampai 500-an orang pekerja," ujar Didik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement