Kamis 12 Jan 2023 21:17 WIB

Inflasi China Meningkat pada Desember

Naiknya inflasi China didorong kenaikan harga pangan.

Seorang wanita yang mengenakan masker berjalan di samping area produk makanan segar di sebuah supermarket di Beijing, China, 16 Desember 2022.
Foto: EPA-EFE/WU HAO
Seorang wanita yang mengenakan masker berjalan di samping area produk makanan segar di sebuah supermarket di Beijing, China, 16 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tingkat inflasi konsumen tahunan China meningkat pada bulan Desember. Kenaikan ini didorong oleh kenaikan harga pangan bahkan ketika permintaan domestik goyah di tengah aktivitas ekonomi yang terkendali.

Indeks harga konsumen (CPI) pada bulan Desember adalah 1,8 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. CPI naik lebih cepat dari kenaikan tahunan 1,6 persen yang terlihat pada bulan November, tulis data dari Biro Statistik Nasional (NBS).

Baca Juga

Hasilnya cocok dengan perkiraan jajak pendapat Reuters sebesar 1,8 persen. Tingkat penurunan tahunan dalam indeks harga produsen (PPI) melambat pada bulan Desember menjadi 0,7 persen dari 1,3 persen.

Ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan 0,1 persen, mencerminkan gangguan industri oleh tingginya jumlah kasus COVID-19 menjelang akhir 2022. Ekonom memperkirakan inflasi akan terus meningkat pada kuartal pertama 2023.

China meninggalkan langkah-langkah ketat nol-COVID bulan lalu, mencabut penguncian, menghapus karantina, dan menghentikan pengujian reguler. Akibatnya, para ekonom memperkirakan inflasi akan terus meningkat pada kuartal pertama.

"Ada beberapa tanda awal bahwa transisi menuju hidup dengan COVID mulai menekan harga," kata Zichun Huang, ekonom di Capital Economics. 

"Tetapi kenaikan inflasi tidak mungkin sebesar yang terlihat di banyak ekonomi lain saat dibuka kembali," tambahnya.

Analis tidak mengharapkan kenaikan inflasi untuk mendorong kenaikan suku bunga. "Karena inflasi akan tetap terkendali di masa mendatang, kami pikir People's Bank of China perlu menurunkan tingkat (kebijakan) MLF sebesar 10 bps di Q1," kata Zhou Hao, kepala ekonom di Guotai Junan Group.

Harga makanan 4,8 persen lebih tinggi di bulan Desember dibandingkan tahun sebelumnya. Pada bulan November, tercatat harga makanan mengalami kenaikan 3,7 persen.

Inflasi inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, masih lemah, meskipun naik tipis dari tingkat tahunan 0,6 persen di bulan November menjadi 0,7 persen pada Desember. Itu mencerminkan efek awal pembukaan kembali yang dirasakan di sektor kesehatan dan perjalanan, di mana inflasi meningkat.

Rata-rata IHK sepanjang tahun 2022 adalah 2 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, dibandingkan dengan target pemerintah untuk kenaikan sekitar 3 persen.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement