Rabu 11 Jan 2023 16:29 WIB

Rupiah Menguat Tajam Didukung Data Ekonomi Domestik

Rupiah ditutup menguat 94 poin atau 0,6 persen ke posisi Rp 15.482 per dolar AS.

Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (11/1/2023) sore ditutup menguat 94 poin atau 0,6 persen ke posisi Rp 15.482 per dolar AS.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (11/1/2023) sore ditutup menguat 94 poin atau 0,6 persen ke posisi Rp 15.482 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (11/1/2023) sore ditutup menguat tajam. Penguatan rupiah didukung data ekonomi domestik yang lebih baik dari perkiraan. 

Rupiah ditutup menguat 94 poin atau 0,6 persen ke posisi Rp 15.482 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.576 per dolar AS.

Baca Juga

"Saya melihat penguatan ini respons investor pada beberapa harapan dari data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan seperti indeks kepercayaan konsumen dan cadangan devisa," kata Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Desember 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 119,9 atau lebih tinggi dibandingkan 119,1 pada November 2022.

BI juga melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2022 mencapai 137,2 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2022 sebesar 134 miliar dolar AS. Peningkatan posisi cadangan devisa pada Desember 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman pemerintah.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan enam bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"Namun keseluruhan saya melihat euphoria penguatan rupiah ini hanya sesaat dan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi akan kembali membayangi," ujar Lukman.

Sementara itu, pelaku pasar juga menunggu data indeks harga konsumen (IHK) AS minggu ini untuk melihat apakah itu akan mengkonfirmasi bahwa inflasi di Negeri Paman Sam mulai melambat. "Indeks dolar sendiri bergerak datar hari ini, dengan investor cenderung wait and see menantikan data inflasi AS besok," kata Lukman.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp 15.568 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 15.470 per dolar AS hingga Rp 15.575 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menguat ke posisi Rp 15.527 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 15.589 per dolar AS.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement