Rabu 11 Jan 2023 12:22 WIB

FTUI Ciptakan Sortir Telur Otomatis

Industri peternakan Indonesia sudah saatnya mengadopsi teknologi.

Peternak mengambil telur di peternakan ayam petelur, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta, Rabu (24/8/2022) (ilustrasi). Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) menciptakan alat sortir telur otomatis yang dapat memproses 6.000 telur per jam atau dua kali lebih banyak dari cara konvensional.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Peternak mengambil telur di peternakan ayam petelur, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta, Rabu (24/8/2022) (ilustrasi). Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) menciptakan alat sortir telur otomatis yang dapat memproses 6.000 telur per jam atau dua kali lebih banyak dari cara konvensional.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) menciptakan alat sortir telur otomatis yang dapat memproses 6.000 telur per jam atau dua kali lebih banyak dari cara konvensional.

"Alhamdulillah, kegiatan yang digagas Tim FTUI berhasil menjadi satu dari 12 pengmas yang disetujui dalam Program Kedaireka. Kami melihat kondisi UMKM peternak telur di lapangan masih bersifat //labor intensive," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat DTMM FTUI Dr Jaka Fajar Fatriansyah di Kampus UI Depok, Rabu (11/1/2023).

Baca Juga

Oleh karena itu, bersama Yayasan Edu Farmers International, FTUI merancang alat tersebut untuk meningkatkan produktivitas UMKM peternak telur ayam. Alat tersebut juga meningkatkan nilai telur ayam yang diproduksi dengan skema pelabelan otomatis.

Alat produksi FTUI ini berukuran lebih kecil dari alat serupa produksi luar negeri dan dibanderol dengan harga terjangkau, yaitu Rp 30 juta. Pembuatan alat ini terwujud berkat pengabdian kepada masyarakat (pengmas) yang didanai Program Matching Fund Batch 3 Kedaireka Tahun 2022.

Alat pencacah telur otomatis ini bekerja dengan cara menyortir telur berdasarkan bobotnya menggunakan prinsip magnet. Alat ini dapat menyortir telur dengan tiga tingkat berbeda. Penyortiran telur secara otomatis diharapkan dapat membantu UMKM Peternak Telur di Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan menaikkan nilai jual telur berdasarkan tingkat telur yang disortir.

Alat ini diujicobakan di Peternakan Agrova Farm, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Desember 2022. Uji coba ini dilakukan untuk melihat kondisi alat di lapangan dan untuk mendapat masukan dari calon pengguna, yaitu Agrova Farm.

Dekan FTUI Heri Hermansyah berharap hasil inovasi Tim Pengmas DTMM FTUI dapat menumbuhkan kesejahteraan peternak melalui keterampilan, inovasi teknologi, dan pemberdayaan. "Industri peternakan Indonesia sudah saatnya mengadopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Inovasi ini juga diharapkan dapat membangun semangat generasi muda terhadap dunia agrikultur Indonesia ke depannya," kata Heri.

Supervisor Lapangan Agrova Farm Ignatius Egan mengatakan, alat penentu tingkat dan pencacah telur otomatis inovasi Tim Pengmas FTUI ini merupakan produk lokal yang belum banyak tersedia di pasar.

Sebelumnya, bila peternak menginginkan alat pencacah telur, rata-rata mereka harus impor dan harganya mahal, sulit terjangkau bagi peternak UMKM. "Hasil inovasi FTUI ini kami rasa bisa memenuhi gap yang ada di pasar," kata Egan.

Tim Pengmas DTMM FTUI juga melibatkan para anggota yakni Muhammad Joshua YB, Agrin F Pradana, Fernanda H, dan Andreas F, M Riza, perwakilan dari Yayasan Edu Farmers International Ignatius Egan  Supervisor Lapangan Agrova Farm A Ilyadi, serta para peternak Agrova Farm, khususnya yang ada di bagian penyortiran dan pengepakan telur.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement