Selasa 10 Jan 2023 19:05 WIB

BI Diprediksi Bakal Kerek Suku Bunga Jadi 6 Persen Tahun Ini

BI diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga memperlihatkan uang rupiah kertas terbaru usai menukarkan di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kalteng di Pasar Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (22/8/2022). Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 6 persen pada 2023.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Warga memperlihatkan uang rupiah kertas terbaru usai menukarkan di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kalteng di Pasar Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (22/8/2022). Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 6 persen pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 6 persen pada 2023. Saat ini, suku bunga berada di level 5,50 persen.

"Kita perkirakan BI7DRR akan naik lagi 50 basis poin (bps)," kata Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy, Selasa (10/1/2023).

Baca Juga

Kenaikan tersebut akan mulai dilakukan pada kuartal pertama tahun ini. Tidak seperti tahun lalu yang naik beberapa kali, menurut Leo, tingkat suku bunga itu akan dipertahankan hingga akhir 2023 nanti. 

Leo melihat, tren kenaikan suku bunga tidak akan berlanjut hingga tahun depan. Hal tersebut seiring dengan lonjakan inflasi yang diproyeksi akan mereda baik secara global maupun domestik. 

Leo memperkirakan, inflasi sepanjang 2023 akan turun ke level 3,8 persen. Salah satunya dipengaruhi inflasi pangan yang terjaga stabil. Inflasi sepanjang 2022 tercatat sebesar 5,51 persen.  

Sementara itu, ekonomi Indonesia diproyeksi akan tumbuh melambat pada 2023. Leo memperkirakan, ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh 4,9 persen yoy. 

Sementara, sepanjang 2022, Leo memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,17 persen. Sebagai gambaran, menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III 2022 berada di level 5,72 persen yoy. 

"Ekonomi Indonesia akan tumbuh melambat tapi masih manageable di 4,9 persen secara tahunan," kata Leo.

Menurut Leo, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ditopang oleh konsumsi yang meningkat terutama menjelang pemilihan umum (pemilu). Belanja untuk kampanye diperkirakan bisa mencapai Rp 119 triliun hingga Rp 270 triliun atau setara 0,6 sampai 1,3 persen dari PDB. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement