Jumat 06 Jan 2023 17:18 WIB

Bangsal RS Afghanistan Dipenuhi Anak-anak yang Menderita Pneumonia

Malnutrisi berkontribusi pada melemahnya sistem kekebalan tubuh anak-anak Afghanistan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang bayi yang baru lahir dirawat di kamar bayi di Rumah Sakit Bersalin Rezaei di Herat, Afghanistan, 22 Februari 2021. Dokter dan pekerja bantuan di Afghanistan mengatakan, ribuan anak dirawat di rumah sakit karena pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya.
Foto: EPA-EFE/JALIL REZAYEE
Seorang bayi yang baru lahir dirawat di kamar bayi di Rumah Sakit Bersalin Rezaei di Herat, Afghanistan, 22 Februari 2021. Dokter dan pekerja bantuan di Afghanistan mengatakan, ribuan anak dirawat di rumah sakit karena pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Di sebuah kamar tidur rumah sakit pada awal musim dingin di Kabul, Maryam (22 tahun) duduk bersama bayi laki-lakinya yang terbungkus jaket merah. Bayi bernama Rahmat yang berusia 10 bulan itu masih mengalami batuk beberapa hari setelah keluar untuk ketiga kalinya dari bangsal rumah sakit karena dugaan pneumonia. 

Maryam mengatakan, setiap kali Rahmat dibawa pulang dari rumah sakit, penyakit yang dideritanya selalu kambuh. Maryam telah menjual barang-barang yang ada di rumahnya untuk pengobatan Rahmat.

Baca Juga

"Saya takut, ini baru awal musim dingin, apa yang akan terjadi?," kata Maryam.

Maryam mengatakan, keluarganya hanya bisa membeli batu bara dalam jumlah kecil. Maryam dan keluarganya terpaksa mengurangi pembelian makanan agar anak mereka bisa tetap dalam kondisi hangat. Keluarga Maryam mengalami kesulitan ekonomi setelah suaminya kehilangan pekerjaan. 

Keluarga Maryam termasuk di antara banyak orang di Afghanistan yang tidak mampu membeli pemanas yang memadai. Seringkali harus memilih antara makanan dan bahan bakar karena krisis ekonomi melanda negara itu.

Dokter dan pekerja bantuan mengatakan, ribuan anak dirawat di rumah sakit karena pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh flu dan kekurangan gizi. Krisis kemungkinan akan menjadi lebih buruk karena Taliban melarang staf perempuan bekerja di organisasi nonpemerintah (LSM).

Larangan pekerja perempuan di LSM telah menyebabkan lebih dari 180 organisasi internasional menangguhkan operasi di bulan-bulan musim dingin yang penting. Mereka tidak dapat beroperasi di negara konservatif tanpa staf perempuan untuk menjangkau perempuan dan anak-anak.

"Pasien kami meningkat dibandingkan sebelumnya, alasan utamanya adalah ekonomi," kata kepala Penyakit Dalam Rumah Sakit Anak Indira Gandhi di Kabul, Mohammad Arif Hassanzai.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement