Kamis 05 Jan 2023 23:31 WIB

Omzet Pedagang Beringharjo Naik 30 Persen

Kondisi masih cukup ramai karena di beberapa daerah masih ada yang libur sekolah.

Pekerja menata barang dagangan di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Senin (28/11/2022). Omzet pedagang di pasar tradisional terbesar di Kota Yogyakarta, DIY, Pasar Beringharjo, tetap bertahan tinggi meskipun masa libur panjang akhir tahun mulai usai pada pekan ini dengan kenaikan sekitar 30 persen dibandingkan tahun lalu.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja menata barang dagangan di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Senin (28/11/2022). Omzet pedagang di pasar tradisional terbesar di Kota Yogyakarta, DIY, Pasar Beringharjo, tetap bertahan tinggi meskipun masa libur panjang akhir tahun mulai usai pada pekan ini dengan kenaikan sekitar 30 persen dibandingkan tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Omzet pedagang di pasar tradisional terbesar di Kota Yogyakarta, DIY, Pasar Beringharjo, tetap bertahan tinggi meskipun masa libur panjang akhir tahun mulai usai pada pekan ini dengan kenaikan sekitar 30 persen dibandingkan tahun lalu.

"Kondisi sudah mulai membaik dan ada kenaikan omzet sekitar 30 persen dibanding masa libur akhir tahun sebelumnya," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Barat Bintoro di Yogyakarta, Kamis (5/1/2023).

Baca Juga

Menurut dia, kenaikan omzet pedagang yang menyediakan aneka suvenir atau oleh-oleh untuk wisatawan tersebut terjadi sejak pertengahan Desember 2022 hingga 1 Januari. Pertengahan tahun lalu sampai tahun baru menjadi puncak kepadatan pengunjung dan puncak kenaikan omzet pedagang. "Untuk saat ini, kondisi masih cukup ramai karena di beberapa daerah masih ada yang libur sekolah," kata Bintoro.

Ia pun mencontohkan, pedagang yang biasanya memperoleh pemasukan Rp 500 ribu per hari mengalami kenaikan menjadi Rp 650 ribu per hari atau yang awalnya Rp 300 ribu per hari naik menjadi Rp 450 ribu per hari saat libur panjang akhir tahun.

Kepadatan pengunjung yang berburu berbagai oleh-oleh di Pasar Beringharjo diperkirakan berlangsung hingga akhir pekan. Bintoro berharap kondisi perekonomian semakin membaik terlebih sudah ada pencabuta PPKM oleh pemerintah.

"Efek psikologis dari pencabutan PPKM memang kami rasakan. Masyarakat atau wisatawan cukup ramai dan kondisi pasar cukup padat," kata dia yang menyebut kenaikan omzet selama libur akhir tahun sesuai prediksi pedagang.

Ia berharap, Pasar Beringharjo tetap menjadi tujuan utama wisatawan saat mencari oleh-oleh khas Yogyakarta khususnya batik. Meskipun ada beberapa lokasi lain yang juga menyediakan barang hampir serupa seperti di Teras Malioboro 1 dan 2.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan, puncak kepadatan pengunjung di Pasar Beringharjo terjadi menjelang pergantian tahun, 30-31 Desember 2022 yaitu mencapai sekitar 15 ribu orang dan pada 1 Januari tercatat sekitar 10 ribu pengunjung.

"Jumlah pengunjung tersebut mengalami kenaikan sekitar dua kali lipat dibandingkan hari biasa. Keramaian tersebut sangat disyukuri oleh pedagang. Biasanya, pengunjung mencari oleh-oleh seperti batik, makanan, dan kerajinan," kata Veronica.

Ia berharap, peningkatan pengunjung tersebut turut mendongkrak perputaran perekonomian dan keramaian tidak hanya terpusat di Pasar Beringharjo tetap juga di pasar lain yang tidak kalah unik dan menarik seperti Ngasem, Pasar Satwa, dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy) hingga Pasar Kranggan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement