Kamis 05 Jan 2023 14:16 WIB

Musim Dingin di Eropa Terasa Lebih Hangat

Musim dingin sekarang terasa seperti musim panas di Eropa

Rep: Fergi Nadira B / Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Eropa telah mencatat rekor suhu dalam beberapa hari terakhir, dari Swiss hingga Polandia ke Hongaria.
Foto: www.pixabay.com
Eropa telah mencatat rekor suhu dalam beberapa hari terakhir, dari Swiss hingga Polandia ke Hongaria.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Temperatur musim dingin Eropa mencapai rekor tertingginya selama malam Natal hingga Tahun Baru. Fenomena suhu dan cuaca ini menggiring seruan dari para aktivis untuk tindakan nyata dan cepat terhadap perubahan iklim.

Ratusan situs di Eropa telah mencatat rekor suhu dalam beberapa hari terakhir, dari Swiss hingga Polandia ke Hongaria. Di ibu kota Hongaria, Budapest, suhu Malam Natal mencatatkan rekor terhangatnya, dan pada 1 Januari suhu di kota tersebut naik hingga 18,9 derajat Celcius.

Di Prancis, malam 30-31 Desember adalah malam terhangat sejak pencatatan dimulai. Suhu naik hingga hampir 25 derajat Celcius di barat daya pada Hari Tahun Baru, sementara resor ski Eropa yang biasanya ramai menjadi sepi karena kurangnya salju.

Dinas cuaca di Jerman mencatat suhu rekor lebih dari 20 derajat Celcius di akhir tahun. Pihaknya mengatakan pergantian tahun yang ringan seperti itu belum pernah diamati di negara itu sejak pencatatan dimulai pada tahun 1881.

Czech Television melaporkan beberapa pohon mulai berbunga di taman pribadi. Sementara kantor Meteorologi dan Klimatologi Swiss mengeluarkan peringatan serbuk sari kepada penderita alergi dari tanaman hazel yang mekar lebih awal.

Suhu mencapai 25,1 derajat Celcius di bandara Bilbao di negara Basque Spanyol. Orang-orang berjemur di bawah sinar matahari saat mereka duduk di luar Museum Guggenheim Bilbao atau berjalan di sepanjang Sungai Nervion.

"Di sini selalu turun hujan, sangat dingin, dan ini bulan Januari, (tapi sekarang) terasa seperti musim panas," kata warga Bilbao Eusebio Folgeira (81 tahun).

Para ilmuwan belum menganalisis langkah spesifik menyoal perubahan iklim yang mempengaruhi suhu tinggi. Namun cuaca hangat di bulan Januari cocok dengan tren kenaikan suhu jangka panjang karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

"Musim dingin menjadi lebih hangat di Eropa sebagai akibat dari peningkatan suhu global," kata Freja Vamborg, ilmuwan iklim di Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa.

Ini mengikuti satu tahun lagi peristiwa cuaca ekstrem yang para ilmuwan simpulkan terkait langsung dengan pemanasan global, termasuk gelombang panas yang mematikan di Eropa dan India, dan banjir di Pakistan.

"Panas yang memecahkan rekor di seluruh Eropa selama tahun baru lebih mungkin terjadi oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, seperti halnya perubahan iklim sekarang membuat setiap gelombang panas lebih mungkin terjadi dan lebih panas," kata Dr Friederike Otto, ilmuwan iklim di Imperial College London.

Lonjakan suhu juga dapat menyebabkan tanaman mulai tumbuh di awal tahun atau membujuk hewan keluar dari hibernasi lebih awal. Ini membuat mereka rentan untuk dibunuh oleh hawa dingin di kemudian hari.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement