Rabu 04 Jan 2023 15:21 WIB

Waspada, Kasus DBD di Kota Bandung Alami Kenaikan

Kota Bandung akan uji coba teknologi Wolbachia untuk tekan kasus DBD

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anggota Karang Taruna melakukan pengasapan atau fogging untuk mencegah penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Komplek Grand Cinunuk Indah, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung mengalami kenaikan di awal Januari tahun 2023. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan laju penyebaran diantaranya dengan rutin menjalankan program menguras, menutup dan mengubur barang bekas.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Anggota Karang Taruna melakukan pengasapan atau fogging untuk mencegah penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Komplek Grand Cinunuk Indah, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung mengalami kenaikan di awal Januari tahun 2023. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan laju penyebaran diantaranya dengan rutin menjalankan program menguras, menutup dan mengubur barang bekas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung mengalami kenaikan di awal Januari tahun 2023. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan laju penyebaran diantaranya dengan rutin menjalankan program menguras, menutup dan mengubur barang bekas.

"Kasus DBD sekarang cenderung naik sekarang ini. Yang sedang kita lakukan menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk, mengaktifkan jumantik, dan kemudian menggiatkan 3M," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian di Balai Kota Bandung, Rabu (4/1/2023).

Selain itu, ia mengatakan apabila diperlukan dan terpaksa maka dapat dilakukan fogging. Kota Bandung pun terpilih menjadi satu titik untuk uji coba teknologi Wolbachia.

"Jadi kan kalau kita evaluasi, berbagai cara penerapan penanggulangan DBD cenderung stagnan, tingkat keberhasilan rendah. Tiap tahun kasus selalu tinggi," katanya.

Ia mengatakan teknologi Wolbachia yaitu menanamkan bakteri ke dalam nyamuk sehingga tidak produktif dan menularkan virus. Di Kota Yogyakarta, uji coba dilakukan dan terbukti menurunkan kasus DBD.

"Teknologi barunya itu dengan menanamkan baketeri Wolbachia ke dalam nyamuk itu. Di Yogya sudah di uji coba ternyata kasusnya menurun 60 persen kemudian keterisian rumah sakit oleh penderita DBD menurun sampai 70 persen. Insya Allah dalam waktu dekat akan dilaksanakan di Kota Bandung," katanya.

Anhar menambahkan kasus DBD tahun 2022 relatif lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menduga hal itu terjadi karena aktivitas masyarakat sudah banyak.

"Pada 2021 orang-orang cenderung di rumah. Di Kota Bandung ada ribuan (kasus)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement