Selasa 03 Jan 2023 23:09 WIB

Turki Kecam Kedatangan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir ke Kompleks Masjid Al-Aqsa

Turki menilai Menteri Keamanan Israel ke Masjid Al-Aqsa provokatif.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nashih Nashrullah
 Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Turki pada Selasa (3/1/2022) mengutuk tindakan provokatif Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, yang berkunjung ke Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. 

Kecaman ini muncul di tengah upaya Turki dan Israel menormalisasi hubungan, setelah hubungan keduanya memburuk selama empat tahun.

Baca Juga

"Kami prihatin dengan tindakan provokatif Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terhadap (kunjungannya ke) Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel dan kami mengutuknya," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.  

"Kami meminta Israel bertindak secara bertanggung jawab mencegah provokasi yang akan melanggar status dan kesucian tempat-tempat suci di Yerusalem dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri.

Benjamin Netanyahu kembali menjabat perdana menteri Israel setelah memenangkan pemilihan pada November. 

Dia mulai membentuk koalisi pemerintahan sayap kanan. Netanyahu dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan setuju untuk bekerja sama menciptakan era baru dalam hubungan keduanya atas dasar menghormati kepentingan bersama. 

Pejabat Turki, termasuk Erdogan berulang kali mengatakan hubungan Turki yang menghangat dengan Israel tidak akan mengurangi dukungan Turki untuk perjuangan Palestina.

Ben-Gvir yang merupakan tokoh ultranasionalis mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem untuk pertama kalinya pada Selasa (3/1) sejak menjabat dalam pemerintahan baru Israel. Ben-Gvir datang ke situs suci tersebut dengan dikawal oleh petugas polisi.

Ben-Gvir telah lama menyerukan akses lebih besar bagi orang Yahudi ke situs suci itu. 

Palestina menilai seruan Ben-Gvir ini sebagai tindakan provokatif dan upaya untuk mengambil kendali penuh atas kompleks Masjid Al-Aqsa.  Sebagian besar rabi melarang orang Yahudi berdoa di situs tersebut. 

Tetapi telah terjadi gerakan yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir dari orang Yahudi yang mendukung ibadah di situs suci itu.

Situs tersebut sering menjadi tempat bentrokan antara pengunjuk rasa Palestina dan pasukan keamanan Israel. 

"(Kompleks Masjid Al-Aqsa)terbuka untuk semua orang dan jika Hamas berpikir bahwa mereka akan mengancam saya, dan akan menghalangi saya, mereka harus memahami bahwa waktu telah berubah," ujar Ben-Gvir.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem mengatakan, kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa adalah kelanjutan dari agresi pendudukan Zionis di tempat-tempat suci umat Islam. “Rakyat Palestina kami akan terus mempertahankan tempat suci mereka dan Masjid Al-Aqsa,” katanya. 

Ofir Gendelman, yang telah lama menjabat sebagai juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berbahasa Arab, merilis sebuah video yang menunjukkan situasi di tempat suci tetap tenang setelah kepergian Ben-Gvir. 

Ben-Gvir adalah kepala faksi religius ultranasionalis, Jewish Power. Dia memiliki sejarah menghasut orang Yahudi untuk memerangi warga Palestina. 

sumber : AP/ Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement