Selasa 03 Jan 2023 19:27 WIB

Presiden Filipina Bertolak ke China, Bahas Sengketa Laut

China menyumbang 20 persen ​​dari perdagangan luar negeri Filipina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., kanan, melambai di samping istrinya Maria Louise saat mereka menaiki pesawat menuju China pada Selasa, 3 Januari 2023, di Pangkalan Udara Villamor di Manila, Filipina.
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., kanan, melambai di samping istrinya Maria Louise saat mereka menaiki pesawat menuju China pada Selasa, 3 Januari 2023, di Pangkalan Udara Villamor di Manila, Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr terbang ke China pada Selasa (3/1/2023) untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari. Marcos Jr mengatakan, dia menantikan pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping untuk meningkatkan hubungan bilateral.

“Saat saya berangkat ke Beijing, saya akan membuka babak baru dalam kerja sama komprehensif dan strategis kami dengan China,” kata Marcos Jr kepada para pejabat dan diplomat, termasuk duta besar Cina, sebelum naik ke pesawat dari pangkalan udara di ibu kota.

Baca Juga

“Saya menantikan pertemuan saya dengan Presiden Xi saat kami berupaya mengubah lintasan hubungan kami ke arah yang lebih tinggi, yang diharapkan membawa banyak prospek dan peluang berlimpah untuk perdamaian dan pembangunan bagi rakyat kedua negara," ujar Marcos Jr.

Terkait sengketa teritorial kedua negara di Laut China Selatan, Marcos Jr berharap dapat membahas masalah politik dan keamanan bilateral serta regional. “Kami akan berusaha menyelesaikan masalah-masalah itu untuk saling menguntungkan kedua negara," ujarnya.

China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan dan telah mengabaikan keputusan pengadilan di Den Haag pada 2016, yang membatalkan klaim Beijing atas jalur air tersebut. Kasus tersebut diajukan oleh Filipina.

Filipina mengatakan, China telah mengembangkan terumbu karang yang disengketakan menjadi pulau buatan dengan landasan pacu pesawat dan struktur lainnya, sehingga sekarang menyerupai pangkalan militer. Belum lama ini seorang komandan militer Filipina melaporkan, penjaga pantai China secara paksa menyita puing-puing roket milik China yang diambil oleh personel angkatan laut Filipina di Laut China Selatan pada Desember lalu.

China membantah telah melakukan penyitaan paksa tersebut. Marcos Jr akan meminta klarifikasi lebih lanjut tentang penyitaan itu dalam kunjungannya ke Beijing.

Marcos Jr bersama dengan para delegasi bisnis akan berupaya menjalin kerja sama dengan China di berbagai bidang termasuk pertanian, energi, infrastruktur, perdagangan dan investasi, serta pertukaran orang-ke-orang. Marcos Jr berharap dapat menandatangani lebih dari 10 perjanjian bilateral utama selama kunjungan ke Beijing

China menyumbang 20 persen ​​dari perdagangan luar negeri Filipina. China juga merupakan sumber utama investasi asing langsung di Filipina. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement