Senin 02 Jan 2023 17:43 WIB

Al-Baqarah Ayat 164 dan Tahun Baru 2023

Ayat itu menjelaskan tentang kehidupan yang terus berubah, seperti pada tahun 2023.

Pendakwah Dr KH Shobahussurur Syamsi
Foto: Dokpri
Pendakwah Dr KH Shobahussurur Syamsi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua orang kini menjalani masa 2023, tahun yang baru saja dimasuki. Ada yang menganggap waktu berlalu begitu cepat. Sebagian menyesalkan kekurangan dan kesalahan yang diperbuat pada tahun lalu. Sebagian lainnya merasa senang karena telah mengukir prestasi pada tahun 2022 dan akan melanjutkan kebaikan itu pada 2023.

Lantas apa hikmah pergantian tahun?

Pengkaji Tafsir Alquran, Dr KH Shobahussurur menyitir ayat 164 Surah al-Baqarah, berikut ini

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ مَّاۤءٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍۖ وَّتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Dia menjelaskan, ayat tersebut menjelaskan tentang kehidupan yang terus berubah, seperti perubahan pada 2023 ini. Meski ada unsur yang sama dengan masa lalu, tapi kehidupan akan selalu berubah bentuknya. Tahun berganti tahun merambah. Diam atau bergerak akan berubah. "Kita dipaksa bergerak oleh keadaan atau menggerakkan diri merespon keadaan. Tergilas oleh derasnya perubahan atau bergerak bersama membuat perubahan," ujarnya kepada Republika pada Senin (2/1).

Lalu apa yang harus dilakukan?

Shobahussurur menjelaskan, setiap orang harus merujuk kepada hati nurani ketika mengikuti gerakan alam. Lihat fenomena alam dan fenomena sosial. Jangan biarkan rimba liar itu membelenggu. "Jumud membisu, membeku, dan keras membatu. Tak mampu berpikir maju. Gerakkan pikiran dan hatimu. Gerakkan masyarakat yang galau, berkelahi, dan berseteru. Ubah pola hidup ke arah lebih mampu. Tahun baru mampu mengajak berpikir maju," kata pendakwah tersebut.

Tafsir Ringkas Kementerian Agama

Berdasarkan penjelasan dalam buku Tafsir Ringkas Kementerian Agama, melalui ayat tersebut, Allah berseru kepada manusia, ketahuilah, pasti ada ibrah berharga dari setiap pergerakan di alam raya ini. Ayat tersebut menjelaskan sejumlah fenomena alam.

Pertama, pergantian malam dan siang dengan perubahan panjang-pendeknya dan kemanfaatan masing-masing;

Kedua, kapal dan perahu yang berlayar di laut dengan membawa muatan berupa manusia dan aneka ragam barang yang bermanfaat bagi manusia;

Ketiga, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan air itu dihidupkan-Nya bumi dengan berbagai macam tumbuhan setelah tanaman tersebut mati atau kering;

Keempat, apa yang Dia tebarkan di dalam dan di permukaan-Nya berupa bermacam-macam binatang; dan perkisaran angin, baik yang semilir maupun yang kencang; dan awan yang menggumpal dan dikendalikan untuk bergelantungan antara langit dan bumi;

Semuanya adalah tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mengerti, menggunakan akalnya untuk mengambil pelajaran.

Kemudian Allah menyayangkan hal berikut ini. Di antara manusia, meski telah menyaksikan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang demikian banyak dan jelas, masih ada saja orang yang menyembah tuhan selain Allah. Mereka menjadikannya sebagai tandingan Allah, yang mereka cintai seperti mereka mencintai Allah. Mahasuci Allah dari segala tandingan dan sekutu.

Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah melebihi cinta orang musyrik kepada sesembahan dan berhala mereka. Mereka tidak mempersekutukan Allah dengan apa pun. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat dan mengetahui, ketika mereka melihat, menerima, dan merasakan azab pada hari kiamat. 

Sedang mereka dan sesembahan mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka mereka baru menyadari bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya. Ketika itulah mereka baru menyesali kezaliman yang telah mereka lakukan, penyesalan yang tidak berguna sedikit pun.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement