Senin 02 Jan 2023 15:37 WIB

Erick Ungkap Rencana Keterlibatan BUMN dalam Divestasi Vale

Erick menyebut, divestasi terbukti berhasil memperbaiki kinerja keuangan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
PT Vale Indonesia memanfaatkan aliran sungai menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Luwu Timur untuk mendukung operasional pertambangan nikel.
Foto: Dok Vale
PT Vale Indonesia memanfaatkan aliran sungai menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Luwu Timur untuk mendukung operasional pertambangan nikel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku bakal menyertakan BUMN dalam proses divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Erick menyampaikan, proses divestasi saham Vale sebesar 51 persen merupakan hal yang harus ditempuh Vale untuk memenuhi syarat memperpanjang kontraknya di Indonesia, dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Erick mengatakan, rapat terbatas (ratas) sudah dilaksanakan dengan dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan melibatkan sejumlah menteri kabinet antara lain Menko Maritim dan Investasi, Menko Perekonomian, Menteri ESDM, Menteri Keuangan, dan Menteri Investasi.

"Bahwa divestasi Vale, BUMN akan berperan seperti dulu di PT Freeport. Ini buat kita win-win, sama seperti Freeport kemarin," ujar Erick saat konferensi pers capaian dan rencana kerja bertajuk "BUMN 2023: Tumbuh dan Kuat untuk Indonesia" di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (2/1).

Erick menyebut, divestasi terbukti berhasil memperbaiki kinerja keuangan. Dia mengatakan, Freeport juga memiliki kemauan menjadi ekosistem seperti membangun smelter. Freeport bahkan telah melakukan uji coba 5G mining pertama di Asia Tenggara. 

Erick menilai, divestasi Vale juga menjadi sesuatu yang menarik. Dia menyebut upaya penguatan ekosistem BUMN tentu tidak bisa dilakukan sendirian, melainkan harus bermitra dengan luar negeri, UMKM, dan sektor swasta.

 

"Tinggal proses bisnisnya harus transparan dan terbuka, tidak ada hengki pengki dan feedback. Vale jadi bagian penting buat kita karena Indonesia salah satu negara yang produksi nikel," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement