Kamis 29 Dec 2022 22:14 WIB

Banjir Rob Pinrang Sulawesi Selatan Rendam 1.790 Rumah

Ketinggian banjir di Pinrang, Sulawesi Selatan, mencapai 30 sampai 50 sentimeter.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.709 rumah terendam akibat hujan deras dan pasang air laut (rob) yang melanda Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.709 rumah terendam akibat hujan deras dan pasang air laut (rob) yang melanda Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.709 rumah terendam akibat hujan deras dan pasang air laut (rob) yang melanda Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. "Berdasarkan data yang dihimpun, banjir menyebabkan 1.709 kepala keluarga terdampak dan sebanyak 1.790 unit rumah warga terendam dengan ketinggian muka air bervariasi antara 30 hingga 50 sentimeter," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis (29/12/2022).

Abdul melaporkan, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat hingga Rabu (28/12) pukul 08.30 WIB, banjir masih menggenangi pemukiman warga yang berada di Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Desa Tasiwalie, Kecamatan Suppa dan Desa Binanga Karaeng, Kecamatan Lembang. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pinrang dan tim gabungan hingga kini masih berada di lokasi terdampak untuk melakukan pendataan, pemantauan dan penanganan bencana lebih lanjut, mengingat ketinggian banjir masih bisa naik sesuai dengan kondisi pasang surutnya air laut.

Baca Juga

Merujuk pada peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG untuk hari Jumat (30/12/2022) dan Sabtu (31/12/2022), wilayah Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah yang berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kencang, khususnya pada wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan dan bagian barat yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi. Selain itu, adanya potensi gelombang setinggi 4 hingga 6 meter di wilayah Selat Makassar bagian selatan pada tanggal 27 Desember 2022 sampai 3 Januari 2023.

"BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah serta seluruh unsur terkait, untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Upaya yang dapat dilakukan, antara lain memperhatikan informasi cuaca di wilayah masing-masing, jika hujan satu jam berturut-turut agar berhati-hati dan mencari tempat yang lebih aman," ujar Abdul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement